Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Sport

Kisah Fajar Trihadi, Atlet Para-Renang Berprestasi yang Ditempa Sejak Dari Panti

Daud mengatakan saat menempa Fajar tidaklah mudah, pasalnya Fajar menderita tuna netra penuh sejak lahir.

Penulis: Abdul Majid
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Kisah Fajar Trihadi, Atlet Para-Renang Berprestasi yang Ditempa Sejak Dari Panti
Tribunnews/Abdul Majid
Pelatih Daud Al Amin saat foto bersama Fajar Trihadi seusai atlet para-renang itu sukses meraih medali emas di nomor gaya dada kelas S-11 di Stadion Akuatik, Kabupaten Jayapura, Rabu (10/11/2021). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid

TRIBUNNEWS.COM, JAYAPURA – Pelatih Daud Al Amin menceritakan bagaiman dirinya menemukan bakat dari atlet para renang DKI Jakarta, Fajar Trihadi yang baru saja menyumbangkan medali emas di Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XVI 2021.

Daud yang berprofesi sebagai guru olahraga saat itu ditugaskan di salah satu Panti Asuhan di Jakarta.

Di tempat itu lah, Daud melihat potensi Fajar dan mulai menempanya hingga Fajar bisa menghasilkan beberapa prestasi yang membanggakan.

Seperti diketahui, Fajar menderita tuna netra penuh sejak lahir.

Baca juga: Atlet Para-Renang DKI Jakarta Sabet Emas, Fajar Trihadi: Saya Tidak Sangka

Atlet para-renang DKI Jakarta, Fajar Trihadi sukses meraih medali emas saat turun di nomor 50 meter gaya dada pada Paralimpik XVI Papua di Stadion Akuatik, Kampung Harapan, Kabupaten Jayapura, Rabu (10/11/2021).
Atlet para-renang DKI Jakarta, Fajar Trihadi sukses meraih medali emas saat turun di nomor 50 meter gaya dada pada Paralimpik XVI Papua di Stadion Akuatik, Kampung Harapan, Kabupaten Jayapura, Rabu (10/11/2021). (Tribunnews/Abdul Majid)

Akan tetapi berkat keteguhannya dan tak putus asa, pria 19 tahun itu kini bisa merasakan manisnya prestasi.

“Awal ketemu Fajar ketika saya ditugaskan sebagai guru olahraga yang ditugaskan dari dinas olahraga di Panti, kebetulan di sana lagi butuh guru olahraga,” cerita Daud kepada Tribunnews saat ditemui di Stadion Akuatik, Kabupaten Jayapura, Rabu (10/11/2021)

Berita Rekomendasi

“Saya lihat di sana ada potensi dari anak-anak. Akhirnya kita buka kelas renang, ada sekitar 19 anak tuna netra salah satunya Fajar yang saat itu masih berusia sekitar 12 tahun,” sambungnya.

Baca juga: Sang Pelatih Ingin Bawa Atlet Para-Renang Fajar Trihadi Masuk Pelatnas NPC Indonesia

Daud mengatakan saat menempa Fajar tidaklah mudah, pasalnya Fajar menderita tuna netra penuh sejak lahir.

Namun berkat kegigihannya melatih Fajar dan Fajar yang juga serius mendalami renang, akhirnya Fajar mulai mahir hingga akhirnya tampil di beberapa kejuaraan.

Medali emas pada Pekan Paralimpik Pelajar 2017 di Solo jadi medali pertama Fajar dan kemudian Fajar tampil di beberapa kejuaraan lainnya salah satunya di Peparnas XVI Papua ini.

“Event kemarin 2017, itu emas pertama Fajar saat ikut pekan Paralimpik Pelajar pertama di Solo, terus kejuruan yang di Bandung, terus pekan Paralimpik pelajar di DKI juga ikut. Memang sudah banyak pengalamannya,” ujarnya.

Setelah sukses meraih medali emas di nomor 50 meter gaya dada, Daud meyakini Fajar bisa kembali meraih prestasi serupa pada dua nomor lainnya.

Dua nomor lainnya yakni 100 meter gaya kupu-kupu dan 50 meter gaya kupu-kupu kelas S-11 atau dengan kebutaan full.

“Waktu awal dia hanya bisa gaya bebas, sekarang dia sudah bisa gaya kupu, gaya dada, gaya bebas tapi gaya punggungnya masih proses. Besok dia turun di 100 meter gaya kupu-kupu dan 50 meter gaya kupu. Ada potensi emas di dua nomor itu,” pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas