Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Sport

Laga MMA Antara Chatri Sityodtong vs Dana White Diprediksi Berjalan Tak Seimbang

Laga mixed martial arts (MMA) antara para petarung profesional bukanlah sesuatu yang asing, tapi bagaimana jika yang bertanding adalah CEO

Editor: Toni Bramantoro
zoom-in Laga MMA Antara Chatri Sityodtong vs Dana White Diprediksi Berjalan Tak Seimbang
Dok. One Championship
Chatri Sityodtong vs Dana White 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Laga mixed martial arts (MMA) antara para petarung profesional bukanlah sesuatu yang asing, tapi bagaimana jika yang bertanding adalah CEO dari masing-masing promotor?

Konsep unik ini tengah viral di media sosial setelah video latihan Chatri Sityodtong, CEO dan Chairman dari ONE Championship, diunggah akun ONE Championship di Instagram dan Twitter.

Kolom takarir (caption) berisi pertanyaan “Siapa yang ingin menyaksikan Chatri vs. Dana?” merujuk pada Dana White, bos dari UFC. Unggahan ini pun mengundang berbagai reaksi baik dari fan maupun atlet profesional.

Banyak komentar menyatakan jika laga ini akan menjadi kontes yang tak seimbang karena Chatri Sityodtong adalah pemilik sabuk cokelat Brazilian Jiu-Jitsu (BJJ) dan telah berlatih Muay Thai selama lebih dari 35 tahun. Sedangkan Dana White lebih dikenal sebagai pebisnis.

Namun, bagaimana kira-kira jalannya laga jika pertarungan ini benar-benar terjadi?

Duel Atas (Stand-up Game)

Karena Chatri Sityodtong telah berlatih Muay Thai selama lebih dari tiga dekade, maka kemampuan tendangan serta pukulannya bisa jadi sebuah senjata mengerikan.

BERITA TERKAIT

Namun, bukan berarti Dana White tak punya pengalaman sama sekali. Diketahui, ia aktif berlatih tinju sejak usia remaja. Saat berusia 17 tahun, ia mendalami olahraga yang juga dikenal dengan nama “sweet science” tersebut.

Bahkan, ia juga mulai aktif melatih dalam boxercise – konsep yang menitikberatkan tinju sebagai metode berlatih dibandingkan berkompetisi.

Melihat fakta tersebut, maka pertukaran serangan dalam duel atas bisa sangat menarik. Muay Thai bisa dibilang lebih agresif karena bisa memanfaatkan delapan anggota tubuh mulai dari kaki hingga sikut. Oleh karenanya, disiplin ini disebut juga sebagai “seni delapan tungkai”.

Namun, praktisi tinju jelas memiliki pukulan baja yang tak kalah mengerikan karena itu memang senjata utama mereka. Selain itu, pergerakan kaki (footwork) serta kepala (head movement) dalam menghindari serangan lawan juga jadi salah satu nilai lebih dari seorang petinju.

Kemampuan menghindari serangan bisa membuat frustrasi hingga akhirnya membuka celah dalam sistem pertahanan lawan.

Dalam area ini, menarik ditunggu aksi saling tukar serangan dan siapa yang bisa mendaratkan serangan lebih agresif. Jika tidak, pemenangnya bisa saja ditentukan lewat satu pukulan keberuntungan (one lucky punch) yang bisa mengakhiri laga dalam sekejap.

Duel Bawah (Ground Game)

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas