Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Sport

MotoGP Mandalika Secercah Harapan Bagi Pedagang Kain Tenun Dusun Sasak Sade Lombok Tengah

Perhelatan MotoGP pada Maret mendatang mendatangkan pengharapan baru bagi UMKM di Dusun Sasak Sade, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.

Editor: Toni Bramantoro
zoom-in MotoGP Mandalika Secercah Harapan Bagi Pedagang Kain Tenun Dusun Sasak Sade Lombok Tengah
wartakota
Oni, salah satu penjual kain tenun songket di dusun sasak sade, Lombok Tengah 

Laporan Reporter WARTAKOTALIVE.COM, Rafsanzani Simanjorang

TRIBUNNEWS.COM, LOMBOK - Perhelatan MotoGP pada Maret mendatang mendatangkan pengharapan baru bagi UMKM di Dusun Sasak Sade, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.

Dusun yang dihuni oleh suku asli Lombok, Suku Sasak ini memang dikenal dengan pengrajin tenun songket dan kain tenun ikat.

Setiap rumah tradisional yang ditemui pun penuh akan buah tangan seperti songket dan tenun ikat di depan teras masing-masing.

Hanya saja, semenjak pandemi Covid-19, pengunjung atau pembeli jarang ditemui di dusun ini. Seperti keterangan dari salah satu warga, Oni yang juga penjual kain tenun.

"Sepi. Saya juga tutup empat bulan kemarin. Saya juga tidak bisa jualan online, hanya jualan offline (langsung)," ujarnya saat ditemui di dusun sade baru-baru ini.

Padahal, untuk menenun satu songket saja pun dirinya memerlukan waktu tiga atau empat minggu, namun pembeli tak mengimbangi jerih payahnya.

Berita Rekomendasi

Biasanya, sebelum pandemi dirinya bisa menjual 10 hingga 12 kain. Namun, saat pandemi ada, semuanya berubah 

"Setelah pandemi hanya dua atau tiga yang terjual. Kadang bahkan dalam satu minggu tidak ada pembeli," tambahnya.

Saat balapan WSBK di Sirkuit Mandalika, harapan mulai ada.

"Ada tiga sampai empat bus yang ke sini. Pembeli ada empat sampai lima. Kan disini yang jual bukan hanya saya saja ya  tetapi terbagi. Dari Desember, peningkatan mulai ada. Sejak balapan itulah," ujarnya.

Lantas, menyambut MotoGP, Oni pun berharap agar pembeli memadati dusun sade nantinya.

Bukan tanpa alasan, dirinya hanya mahir menenun dan menjual karya miliknya dengan harga yang cukup terjangkau. Bahkan dirinya tak mengambil untung banyak per kainnya.

"Satu kain hanya Rp 5000 atau Rp 15.000. Itu saja untungnya. Yang penting berkah. Semoga tamu berdatangan ke sini. Mereka berkunjung saja pun kami sudah bahagia," sambungnya.

Tak jauh berbeda, salah penjual lainnya yang tinggal tak jauh dari Oni pun berharap yang sama.

Meski sama-sama mengalami pengharapan pasca pengunjung berdatangan saat WSBK lalu, para pedagang berharap momen MotoGP jadi kesempatan emas untuk menjual songket maupun hasil kerajinan lainnya.

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas