PB Djarum Ungkap Penyebab Utama Buruknya Performa Praveen/Melati di 2021
Komunikasi buruk antara Praveen dan Melati Daeva, menurut Permadi hanyalah persoalan minor bukan penyebab utama
Editor: Hasiolan Eko P Gultom

PB Djarum Ungkap Penyebab Utama Buruknya Performa Praveen/Melati di 2021
Laporan wartawan Tribunnews.com, Lusius Genik
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Manajer PB Djarum Fung Permadi mengungkapkan, buruknya performa pasangan ganda campuran Indonesia Praveen Jordan/Melati Deava sepanjang 2021 bukan dominan disebabkan karena masalah komunikasi.
Komunikasi buruk antara keduanya, menurut Permadi hanyalah persoalan minor.
Persoalan utama yang jadi sebab pasangan berjuluk The Honey Couple tampil buruk yakni minimnya gairah dalam berkompetisi.
Baca juga: Ranking 5 Dunia Dicoret dari Pelatnas, PB Djarum Tak Kaget, Ini Tanda Praveen/Melati Didegradasi

Baca juga: Tanpa Praveen/Melati, Ini Daftar Lengkap 88 Atlet Pelatnas PBSI Tahun 2022
Demikian disampaikan Permadi saat berbincang dengan Tribunnews.com dalam acara Superball Live, Senin (31/1/2022).
"Dalam bermain ganda harus ada komunikasi yang baik. Keduanya sudah tahu kebiasaan masing-masing. Jadi kalau ada yang keluar dari kebiasaan harus dibicarakan, bukannya mengambil asumsi sendiri. Itu yang terjadi kemarin," ujar Permadi.
"Tapi masalah komunikasi itu minor, yang utama memang sudah kehilangan gairah," sambung dia.
Kesungguhan Praveen/Melati untuk mempersembahkan gelar juara bagi Indonesia sempat dipertanyakan oleh pelatih ganda campuran PBSI, Nova Widianto.
Baca juga: Nova Widianto Marah ke Praveen/Melati yang Tersingkir, Sebut Tak Ada Daya Juang Buat Indonesia

Baca juga: Pihak PB Djarum Ungkap Fakta Terkait Kabar Pencoretan Praveen/Melati dari Pelatnas PBSI
Di gelaran Indonesia Badminton Festival (IBF) 2021, Praveen dan Melati sempat disinggung oleh Nova yang menyebut keduanya tampil seolah "Tidak memiliki kemauan untuk menang."
Hal tersebut, menurut PB Djarum bisa terjadi karena Praveen dan Melati merasa jenuh dengan suasana kompetisi.
"Mereka sudah redundant. Mereka di pelatnas sekian lama, bertanding sudah sering, bahkan kompetisi itu sudah sebagai satu rutinitas," tutur Permadi.
"Jadi gregetnya itu sudah tidak ada (untuk berkompetisi). Kalau kita lihat dari penampilan mereka tidak ada gregetnya," imbuh dia.
"Buat mereka kompetisi itu sudah kayak makan nasi saja. Makanya sesekali harus makan steak. Itu yang tidak ada, jadi mereka telah di titik di mana merasa bahwa kompetisi itu rutinitas," pungkas Permadi.