Adrian Mattheis Bakal Jajal Kemampuan Alex Silva Diajang One: Light Out
Adrian Mattheis akan tampil dalam ajang One: Light Out di Singapore Indoor Stadium pada Jumat (11/3/2022) dengan menghadapi Alex Silva
Penulis: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Adrian Mattheis akan tampil dalam ajang One: Light Out di Singapore Indoor Stadium pada Jumat (11/3/2022) dengan menghadapi Alex Silva, salah satu atlet terbaik yang ada di divisi strawweight saat ini.
Petarung asal Brasil tersebut adalah mantan Juara Dunia One Strawweight yang kini bertengger di peringkat kelima. Ia merupakan pemilik sabuk hitam BJJ dan pernah mengalahkan Stefer Rahardian pada 2019 silam. Saat ini, Alex Silva memegang rekor sebagai pemilik kemenangan submission terbanyak di kelasnya (8).
Hal ini pun jadi perhatian khusus bagi Adrian yang lebih dikenal sebagai pencetak KO. Dari sembilan kemenangan yang telah ia raih, empat datang lewat KO/TKO dan empat lewat submission. Satu kemenangan lain diraih lewat keputusan juri.
Jelang laga antara striker melawan grappler ini, Adrian mengaku antusias untuk menunjukkan kualitasnya sebagai salah satu atlet MMA terbaik yang ada di bumi pertiwi. Silva memang diakui memiliki kuncian licin, tetapi Adrian percaya bogem mentah miliknya bisa mengakhiri laga.
“Karena saya akan berhadapan dengan seorang grappler, saya fokus untuk tidak bermain di ranah lawan. Saya akan membawa pertandingan jadi adu pukul. Ketika dia mencoba take down, saya bisa menanganinya dan tetap berlaga di atas. Tapi jika saya di bawa ke bawah, saya tetap bisa mengimbangi dia toh,” jelas petarung yang besar di Bumi Cenderawasih ini.
Dengan modal sebagai mantan juara dunia BJJ, kemampuan Alex Silva dalam mengunci lawan tentu tak bisa diragukan. Namun, Adrian percaya kekuatan pukulan serta tendangan miliknya bisa jadi faktor pembeda saat menghadapi atlet 39 tahun tersebut.
“Sudah pasti kita akan baku tumbuk, ya! Pokoknya saya mencoba untuk bertahan di atas dan terus bertukar pukulan. Saya niatnya untuk bertahan di kaki saja dan menjaga jarak juga,” jelas Adrian.
"Kita berdua akan mengadu strength (kekuatan)! Di sini saya sudah memikirkannya dan meneliti pertandingannya. Kalau misalkan ronde pertama saya tidak berhasil di take down, maka ronde dua dan tiga saya akan berusaha untuk menghabisi dia. Karena jika dilihat faktor umur, walaupun dia berpengalaman, saya masih unggul karena lebih muda,” tegasnya.
Menghadapi Alex Silva merupakan mimpi Adrian sejak lama. Sejak duduk di bangku kuliah, petarung 28 tahun tersebut mengaku telah menyaksikan Silva bertanding di ONE.
Dalam beberapa kesempatan, Adrian pun mengutarakan niatnya untuk menghadapi sang idola sejak beberapa tahun lalu.
"Saat saya masih kuliah, saya sering menonton laganya di ONE. Dia dulu mantan juara dunia dan sampai sekarang adalah salah satu grappler terbaik di ONE,” kata Adrian.
"Saat itu saya sudah terjun, tapi belum sampai masuk ke ONE. Saya masih di ranah nasional saat itu. Waktu pertama kali saya nonton pertandingan Silva itu ada acara lokal bareng coach Zuli Silawanto sekitar tahun 2016. Dari situ saya bermimpi untuk berhadapan dengan idola saya,” ujarnya.
Kemenangan akan menjadi sebuah pencapaian terbesar dalam karier Adrian sejak terjun ke kancah MMA profesional. Mengalahkan Alex Silva bisa berarti melengserkan namanya dari peringkat ONE Championship.
Itu berarti, kesempatannya untuk menjadi penantang juara semakin terbuka.
"Untuk saya, saya selalu berpikir untuk lakukan yang terbaik ya. Silva dan saya berlatih untuk melakukan yang terbaik, saya akan melakukan sekuat tenaga dan semaksimal mungkin dan jika saya punya rezeki, saya akan memberi kekalahan ke Silva. Selebihnya Tuhan yang bekerja.
“Jika dapat celah untuk KO, ya akan saya kejar. Kalau bisa KO, ya KO,” lanjutnya.
Meski sadar jika mengalahkan sang lawan butuh lebih dari sekadar persiapan, Adrian mencoba melakukan segala hal untuk memastikan dewi fortuna ada di pihaknya.
Sejauh ini, ia telah mempelajari gaya bertanding sang lawan termasuk celah dan kelemahan yang bisa ia eksploitasi.
“Dalam beberapa fight dia yang terakhir, dia take down-nya ketat sekali. Sekali coba take down dia akan terus lanjut take down yang lain. Jadi saya pikir jika dia tidak dapat jatuhkan saya tiga kali, dia akan kewalahan. Dalam laga melawan Rene [Catalan], dia tidak dapat masuk take down-nya.
Adrian memang bertekad meraih kemenangan demi mencapai puncak dalam kariernya. Namun, ia juga berjuang untuk sesuatu yang lebih besar dari dirinya.
Sebagai anak yang juga jadi tulang punggung keluarga, Adrian berharap kemenangannya bisa memberi kehidupan yang lebih baik bagi anggota keluarga yang lain.
Ia berharap bisa memberikan performa terbaik hingga bisa mendapat bonus senilai 50 ribu dolar AS dari sang CEO dan chairman ONE, Chatri Sityodtong.
Jika performanya dinilai layak mendapat bonus, Adrian sudah menyiapkan hadiah yang akan ia persembahkan bagi orang tuanya.
“Kalau saya latihan dalam sebulan ini sering sharing sama mama. Mama pesan kalau ada yang ko punya, ko jaga. Jangan cari satu yang baru. Mama cuma bilang betulkan rumah kasih setek dikit karena ada keluarga dari kampung datang tinggal dengan bapak mama di Sorong jadi ya tambah kasih besar sedikit kalau ada rezeki. Mama suruh tambah rumah [direnovasi] ke belakang sedikit, supaya ada keluarga bisa tinggal,” urai Adrian.