I Made Subaga Bagikan Tips Maraton Bagi Pemula
I Made Subaga pelari maraton yang sudah malang-melintang di dunia maraton membagikan pengalaman serta kiat-kiatnya.
Editor: Toni Bramantoro
Laporan wartawan Tribunnews.com, Alfarizy AF
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Olahraga maraton dapat menjadi referensi olahraga baru dan menantang bagi anda.
Pasalnya, lari santai yang ditempuh dalam jarak 42Km itu memerlukan banyak waktu dan tenaga yang lebih.
I Made Subaga pelari maraton yang sudah malang-melintang di dunia maraton membagikan pengalaman serta kiat-kiatnya.
Lima tahun lalu, menjadi lari maraton yang sampai kini masih menjadi yang paling menantang untuk Baga sapaan akrabnya. Tak hanya soal fisik, cuaca menjadi kendala saat itu.
"Untuk kita bicara maraton, selain kita tak hanya harus memiliki fisik yang bagus, namun mental juga. Dikarenakan lari di atas empat jam atau lima jam sampai 6 jam itu dibutuhkan juga mental yang kuat," ujar Pria kelahiran Badung tersebut.
Baga mengakui, kondisi fisiknya kala itu memang tidak mumpuni untuk menerjang lari full maraton 42 Km. Meski hambatan terjadi di pertengahan maraton, tentu masih sulit untuk menyelesaikannya.
"Waktu di Sidney Marathon, September 2017 itu yang terberat. Kenapa berat? karena latihan saya agak kurang sesuai dengan jadwal, terus cuaca juga kurang mendukung, dan itu yang paling menantang buat saya selama maraton," ujar pria yang memiliki hobi dibidang photography itu.
Berdasar pengalamannya Baga memberi beberapa tips yang dapat digunakan oleh pelari yang baru akan rutin mengikuti olahraga maraton.
1. Bergabung dengan komunitas
Tips untuk pelari yang baru agar menambah semangat, bergabunglah dengan komunitas. Karena di sana (komunitas) kita akan berbagi kepada teman-teman, dan ada semangat lebih karena kita saling mendukung.
2. Cari referensi latihan
Selain bergabung dengan komunitas, kita juga bisa mempersiapkan banyak materi. Bagaimana persiapan untuk lari awal, kita bisa mendapat referensi dari platform media sosial.
3. Awali dengan niat serius
Latihan memang penting, namun niat untuk maraton itu tak kalah penting. Sehabis niat terkumpul, mulai dari jalan kaki, lari kecil, terus berkala diimbangi dengan training latihan yang lain dan siap buat lari jarak jauh.
4. Persiapan kondisi mental
Selain persiapan fisik, persiapan mental juga perlu. Mengingat, berlari di atas 4 jam lebih membutuhkan kondisi mental yang stabil.
Baga menceritakan perjuangannya saat mengawali olahraga maraton ini. Mulanya, untuk mengobati rasa jenuh saat berlari ia dibantu dengan mendengarkan musik.
Metode tersebut ia nilai efektif untuk menghilangkan rasa jenuh yang menyambar kala maraton. Namun seiring berjalannya waktu, ia tak lagi memerlukan hal tersebut.
"Awal-awal untuk aku saya ketika mulai maraton, memang diselingi dengan musik untuk menghilangkan jenuh, itu juga sangat efektif. Tapi sekarang aku lebih seperti ngomong sama diri sendiri saat lari. Seperti "me time" lebih menikmati suasana, menikmati momennya, jadi itu yang membuat aku terhindar dari jenuh," ujar I Made Subaga.
Sekadar informasi, I Made Subaga merupakan pendiri sekaligus kapten dari komunitas maraton yang bernama Running is Our TeraphyTeraphy atau biasa disebut RIOT Indonesia.
RIOT berdiri 29 Juli 2016 di Denpasar, Bali. Kala itu anggotanya belum banyak jika dibandingkan dengan saat ini. Namun Baga tetap bersikukuh dengan tujuannya.
Legalitas RIOT Indonesia sesuai salinan akta nomor 02 tanggal 11 Juli 2018, yang dibuat oleh Viddi Danti Yanta, S.H, berkedudukan di Denpasar, Bali.
Baga mengatakan, RIOT berisikan orang-orang dengan latar belakang pekerjaan yang berbeda-beda. Mulai dari pengusaha, dokter, pegawai kantor, sampai pilot.
"Kita masing-masing memiliki pekerjaan dengan bidang yang berbeda-beda, namun kita memiliki satu cara yang sama untuk menghilangkan penat, yaitu dengan lari," ujar Baga, Founder dan Captain RIOT.
Berawal dari komunitas kecil di Pulau Dewata, RIOT Indonesia kini sudah tersebar di 13 daerah di Indonesia.
Anggotanya kini berjumlah 1.500 orang lebih yang tersebar antara lain di Bali, Jakarta, Surabaya, Banjarmasin, Lombok, Gorontalo, Palu, Bandung, Solo, Makassar, Yogyakarta, Kendari, dan Balikpapan.
Puncaknya, pada 15 Agustus 2021 RIOT Indonesia berkolaborasi dengan 99 Virtual Race mengadakan lomba lari 5K di lokasi destinasi wisata.
Lomba lari 5Km diselenggarakan serentak di 143 titik lokasi tujuan wisata, yang terdiri dari 42 kota di Indonesia.
Pelari yang mengikuti ajang tersebut hampir berjumlah 1000 pelari. 993 pelari mengikuti ajang tersebut turut menggunakan busana daerah masing-masing seraya mengenalkan ragam budaya Nusantara.
Lomba yang mulanya hanya ditargetkan pada 55 titik lokasi wisata tersebut, juga bertujuan unguk penggalangan dana. Ajang tersebut berhasil mengumpulkan donasi untuk kemanusiaan hingga Rp 17.071.000, sekaligus menyabet rekor Musem Rekor Dunia Indonesia (MURI). (M39)