Raja Sapta Oktohari: Tugas Kita Berikutnya Bantu Pemulihan Cedera Citra Febrianti
Lifter perempuan Indonesia, Citra Febrianti yang pernah membela Indonesia di Olimpiade London 2012 mengalami cedera pada tulang lumbal (ekor).
Penulis: Alfarizy Ajie Fadhillah
Editor: Toni Bramantoro
Laporan wartawan Tribunnews.com, Alfarizy AF
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lifter perempuan Indonesia, Citra Febrianti yang pernah membela Indonesia di Olimpiade London 2012 mengalami cedera pada tulang lumbal (ekor).
Menurut penuturan Citra, cedera yang ia alami sudah sejak ia berumur 12 tahun. Cedera yang dialaminya kian parah ketika ia mulai menekuni olahraga angkat besi sebagai atlet.
Di tengah himpitan ekonomi yang ia alami, Citra pun menaruh asa kepada Komite Olimpiade Indonesia (KOI) dan stakeholder terkait agar mendapatkan bantuan sebagai penanganan medisnya.
"Mudah-mudahan sih ada bantuan, kalau memang gak bermasalah dan menyangkut masa depan, saya gak akan minta tolong, tapi memang benar-benar saya gak ada biaya juga. Cedera saya ini semakin lama semakin saya tidak bisa tahan, makanya minta tolong," ungkap Citra saat hadir di Kantor KOI, Jakarta, Rabu (6/7/2022).
Gayung bersambut, Ketua Umum (Ketum) Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Raja Sapta Oktohari pun menerima Citra dengan tangan terbuka.
Pada pertemuan yang juga dihadiri oleh, Sekretaris Jenderal (Sekjen) KOI, Ferry J Kono itu juga membahas tentang masa depan kondisi yang dialami olimpian asal Lampung itu.
"Butuh waktu memperbaiki cedera (Citra), itu bagian dari tugas kita berikutnya, karena dia cedera pasca event," kata Okto, sapaan akrab Raja Sapta Oktohari.
Okto mengatakan, meski cedera yang dialami oleh Citra sudah terjadi lama dan di luar konteks pertemuan pada hari ini yang membahas mengenai teknis realokasi medali perak Olimpiade London yang berhasil didaulat menjadi milik Citra Febrianti.
"Saya bilang hasil dari rapat kita, walaupun ini di luar konteks, tapi hari ini juga, ke luar dari kantor ini Citra harus segera di MRI, paling tidak kita tahu permasalahannya dimana, setelah itu kita akan komunikasi dengan semua pihak yang mendukung," tegas Okto.
"Tapi sekali lagi KOI secara maksimal akan berusaha dan berupaya untuk memberikan yang terbaik untuk para atlet. Jadi jangan sungkan-sungkan untuk semua stakeholder, kita semuanya sama, datang kesini dulu nanti kita bicara kita carikan solusinya," imbuhnya.
Untuk diketahui, Citra Febrianti sebelumnya berlaga di Olimpiade London 2012 turun di kelas 53Kg putri. Perempuan kelahiran Pringsewu, Lampung itu meraih posisi keempat.
Kini ia berhak atas realokasi medali perak setelah IOC mendiskualifikasi peraih medali emas Zulfiya Chinshanlo asal Kazakhstan pada 19 Oktober 2016 serta peraih perunggu Cristina Iovu wakil dari Moldova pada 10 November 2016.
Kedua peraih medali tersebut terbukti positif menggunakan doping berdasarkan klasifikasi baru Federasi Angkat Besi Internasional (IWF).
Empat tahun berlalu, IOC (International Olympic Committee) tak kunjung memutuskan medali perak Citra meski ia mengaku telah berkirim surat kepada Komite Olimpiade Indonesia pada 25 Oktober 2018.
Kabar tersebut sampai ke telinga Sekjen KOI, Ferry Kono. KOI langsung berkomunikasi dan berkirim surat ke IOC. Dua pekan kemudian, tepatnya 19 November 2020, IOC secara resmi memutuskan Citra berhak atas medali perak kelas 53kg Olimpiade London. (Alfarizy AF/M39)