Taekwondo Indonesia Luncurkan Taekwondo Indonesia Integrated System
Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PBTI) hari ini resmi meluncurkan aplikasi yang bernama Taekwondo Indonesia Integrated System (TIIS)
Penulis: Alfarizy Ajie Fadhillah
Editor: Toni Bramantoro
Laporan wartawan Tribunnews.com, Alfarizy AF
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PBTI) hari ini resmi meluncurkan aplikasi yang bernama Taekwondo Indonesia Integrated System (TIIS) di Ritz Charlton, Jakarta dan diikuti oleh seluruh pengurus provinsi Taekwondo Indonesia, Rabu (6/7/2022).
Aplikasi TIIS tersebut, digunakan untuk antara lain, sebagai database keanggotaan Taekwondo, dan melihat sejauh mana populasi fan perkembangan Taekwondo Indonesia.
Ketua Umum PBTI, Letjen TNI (Purn) H.M. Thamrin Marzuki mengatakan, bahwa TIIS merupakan langkah strategis yang dilakukan oleh PBTI.
"TIIS menjadi sarana informasi bagi atlet, pelatih maupun wasit, untuk mengetahui data kuantitatif serta analisis sumber daya Taekwondo Indonesia," kata Thamrin.
Peluncuran aplikasi TIIS ini juga diapresiasi oleh pemerintah Indonesia, melalui Menteri Pemuda dan Olahraga, Zainudin Amali.
Menpora Amali menyebut, upaya yang dilakukan oleh pengurus Taekwondo Indonesia merupakan langkah strategis untuk pembinaan olahraga prestasi.
Menurut Amali, dengan adanya aplikasi tersebut dapat memudahkan pemantauan dalam pembinaan para atlet di daerah maupun yang berkecimpung dalam pemusatan latihan nasional (Pelatnas).
"Pemerintah sangat mengapresiasi apa yang dilakukan Teakwondo Indonesia, tadi kita sudah saksikan tentang peluncuran TIIS (Taekwondo Indonesia Integrated System) saya kira ini satu cara kita untuk merubah paradigma tentang pembinanaan olahrga kita, khususnya olahraga prestasi," kata Zainuddin Amali.
Menpora Amali juga turut mengimbau cabang olahraga olimpiade yang masuk dalam Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) untuk mengikuti jejak Taekwondo Indonesia.
Ia juga mengingatkan, tak selamanya cabang olahraga (Cabor) yang berada di dalam DBON akan bertahan selamanya.
"Untuk cabor olimpik yang di DBON itu harus menunjukan prestasi, ini cara yang bagus, sehingga kita akan wajibkan mereka untuk menggunakan ini supaya kita bisa pantau. Karena saya sudah katakan dari awal akan ada sistem promosi dan degradasi," tegas Amali.
"Tidak selamanya cabor yang ada sebagai cabor unggulan akan berada di dalam DBON, tidak. Oleh karena itu kita bantu dengan apa yang dilakukan oleh Taekwondo ini, kita akan minta, dan kita akan tunjukan untuk lakukan, cara yang baik. Jadi mau gak mau, harus melakukan itu," lanjutnya.
Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat, Letjen TNI (Purn) Marciano Norman juga mengatakan hal serupa dengan Menpora Amali.
Menurut Marciano Norman, langkah yang dilakukan PBTI dapat memudahkan KONI pusat untuk memantau prestasi oleh para atlet.
Marciano pun berharap, banyak olahraga lainnya dapat menyusul langkah yang sudah dimulai oleh Taekwondo Indonesia dalam upaya digitalisasi sistem olahraga.
"Saya rasa terobosan yang dilakukan PBTI itu akan memudahkan KONI pusat dalam memantau prestasi mereka," kata Marciano di hadapan awak media.
"Cabor lain juga harus memanfaatkan sistem ini, program digitalisasi seperti ini jadi suatu keharusan, Insyaallah dengan program seperti ini, apa yang dicanangkan oleh Menpora dalam DBON akan tercapai, karena kita bisa mengukur kerja keras yang dilakukan oleh cabang olahraga maupun kemajuan yang dicapai oleh para atlet," lanjutnya.