Tak salah jika menyebut hanya ketiganya yang berpeluang besar untruk menutup musim MotoGP 2022 sebagai kampiun.

Jika berbicara dari sudut pandang kuda besi, Quartararo memang paling lemah jika dibandingkan dengan Bagnaia dan Aleix Espargaro.

Yap, Desmosedici dan RS-GP menjadi dua motor pabrikan yang tampil apik berkat pengembangan yang signifikan.

Berbeda dengan YZR-M1 milik Yamaha penuh dengan berbagai kendala. Satu-satunya alasan mengapa pabrikan Jepang itu berhasil menjaga peluang dalam perburuan gelar juara tak lepas dari kualitas seorang Fabio Quartararo.

"Sejujurnya, jika melihat dari kategori motor, Fabio bukan unggulan, dia hanya underdog saja. Ini karena motornya yang kurang mendukung," tambah runner-up MotoGP 2020.

"Saat anda melaju di trek lurus, anehnya speed motor justru melambat," lanjut Morbidelli.

Artinya, jika Quartararo gagal mengulang prestasi musim lalu menjadi jawara dunia, maka letak kesalahan paling besar ada di Yamaha lantaran lelet dalam pengembangan YZR-M1.

(Tribunnews.com/Giri)