Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Sport

Jika Punya Mesin Waktu, Bagnaia Pilih Balapan di Era MotoGP Tanpa Media Sosial

Francesco Bagnaia ingin kembali ke era MotoGP tanpa adanya candu media sosial, termasuk untuk melawan sang mentor, Valentino Rossi.

Penulis: Drajat Sugiri
Editor: Claudia Noventa
zoom-in Jika Punya Mesin Waktu, Bagnaia Pilih Balapan di Era MotoGP Tanpa Media Sosial
Pau BARRENA / AFP
Pembalap asal Italia, Francesco Bagnaia berkompetisi selama Moto Grand Prix GP Aragon di sirkuit Motorland di Alcaniz pada 18 September 2022. 

TRIBUNNEWS.COM - Rider Ducati, Francesco Bagnaia tengah menikmati momentum positif dalam pertarungan gelar juara dunia MotoGP 2022.

Usai MotoGP GP Thailand, Francesco Bagnaia yang menduduki posisi dua klasemen MotoGP 2022, hanya terpaut dua angka saja dari Fabio Quartararo.

Fabio Quartararo menjadi pemuncak klasemen lewat raihan 2019 poin.

Dengan tiga balapan sisa, dipastikan perebutan titel kampiun MotoGP 2022 kian memanas.

Baca juga: Pulih dari Cedera, Joan Mir Bersiap Comeback di MotoGP Australia 2022

Pebalap Ducati Lenovo Italia Francesco Bagnaia merayakan kemenangan di podium setelah balapan MotoGP San Marino di Sirkuit Dunia Misano Marco-Simoncelli di Misano Adriatico pada 4 September 2022. (Photo by Filippo MONTEFORTE / AFP)
Pebalap Ducati Lenovo Italia Francesco Bagnaia merayakan kemenangan di podium setelah balapan MotoGP San Marino di Sirkuit Dunia Misano Marco-Simoncelli di Misano Adriatico pada 4 September 2022. (Photo by Filippo MONTEFORTE / AFP) (AFP/FILIPPO MONTEFORTE)

Namun sebelum tancap gas ke seri MotoGP Australia di Sirkuit Phillip Island, Francesco Bagnaia berandai-andai jika memiliki mesin waktu.

Pria yang memiliki sapaan akrab Pecco ini ingin berada di era MotoGP yang belum menjadikan media sosial sebagai candu.

Menurut sang pembalap, media sosial punya sisi positif dan negatif. Sebagai salah satu pengguna, Pecco pun merasakannya. Komentar-komentar di dunia maya harus diakui terkadang memengaruhinya.

Berita Rekomendasi

Karena itulah ketika ditanya dalam era mana ia melihat dirinya akan lebih ideal untuk tampil di MotoGP, tanpa keraguan, Bagnaia menjawab pada akhir 1990-an atau awal 2000-an.

“Sebab pada saat itu belum ada media sosial seperti sekarang, yang tentu saja membuat segalanya lebih mudah. Tetapi saya telah membuat langkah besar dalam hal tersebut,” ungkap Bagnaia, dikutip dari laman GPOne.

"So, saya memilih berada di akhir era 90-an atau awal 2000-an. Tidak ada jejaring media sosial, semuanya lebih mudah," sambung Pecco Bagnaia.

"Saya tidak membutuhkan untuk berpikir banyak soal komentar-komentar negatif, ini menguntungkan bagi semua pembalap," tambah pembalap yang juga fan Juventus ini.

Selain itu, alasan Pecco Bagnaia ingin balapan di era akhir 1990-an dan awal 2000-an tentu saja, untuk bisa bertarung dengan Valentino Rossi, ketika mentornya di Akademi VR46 itu berada di level tertinggi.

"Selain itu, jika bisa kembali ke era 2000an, saya memiliki kesempatan lebih banyak untuk melawan yang terbaik, dan itu jelas Rossi," Bagnaia mengungkapkan.

Kini, Bagnaia dalam fokus tinggi untuk menyambut tiga seri mendatang, Australia, Malaysia, dan Valencia.

Dengan terpaut dua poin, Bagnaia memiliki peluang besar untuk menyudahi dahaga gelar juara Ducati.

Pabrikan asal Italia ini terakhir kali menyabet prestasi juara dunia kategori pembalap ialah MotoGP 2007 saat dipersembahkan Casey Stoner.

(Tribunnews.com/Giri)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas