Agar Tak Sepi Penonton, MotoGP 2023 Butuh Rider yang Mampu Ciptakan Hegemoni
Mantan pembalap MotoGP asal Italia, Giacomo Agostini, menilai MotoGP 2023 butuh rider yang mampu mendominasi jalannya kejuaraan dunia agar tak hambar.
Penulis: Drajat Sugiri
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
![Agar Tak Sepi Penonton, MotoGP 2023 Butuh Rider yang Mampu Ciptakan Hegemoni](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/pembalap-red-bull-ktm-factory-racing-afrika-selatan-brad-binder-kiri.jpg)
TRIBUNNEWS.COM - Legenda MotoGP asal Italia, Giacomo Agostini, menilai kejuaraan dunia balap musim 2023 membutuhkan lebih dari sebuah terobosan untuk meningkatkan kembali pamornya.
Satu di antara yang dibutuhkan penikmat MotoGP 2023 agar mau berbondong-bondong mendatangi sirkuit ialah kehadiran rider yang mampu menciptakan sebuah 'hegemoni' balapan.
Artinya, rider tersebut mampu mendominasi jalannya race dan konsisten untuk naik podium.
Lewat kacamata Giacomo Agostini, tak ada yang salah dalam satu musim MotoGP terdapat pembalap yang berbeda meraih kemenangan di setiap serinya.
Baca juga: MotoGP 2023 - Punya Ide Rintis Bisnis Restoran, Johann Zarco Gaet Jack Miller dan Zidane
Namun apakah itu menjadi entertain bagi penikmat MotoGP?. Menurut Agostini tidak.
MotoGP 2023 membutuhkan seorang rider yang benar-benar superior agar ajang balap Grand Prix roda dua ini kembali menarik bagi penonton.
“Balapan MotoGP memang menarik dari segi teknis dan pengembangan (motor) jika ada banyak pembalap yang mampu meraih kemenangan di setiap serinya," buka Giacomo Agostini, dikutip dari laman La Gazzetta dello Sport.
"Tetapi apakah ini yang diinginkan oleh penonton dengan banyak rider bergonta-ganti naik podium utama (kemenangan)?." sambung legenda MotoGP asal Italia tersebut.
"Jawabannya tidak, bagi saya kebutuhan akan seorang rider super jauh lebih penting. Ini tak hanya menjadi daya pikat bagi MotoGP, namun berbicara keberlangsungan sebuah kejuaraan," paparnya.
Sejak ajang balap diperkenalkan, MotoGP memang menghadirkan deretan pembalap yang dikenal memiliki dominasi mutlak.
![Pebalap Italia, Francesco Bagnaia (kanan) merayakan saat ia memenangkan gelar Kejuaraan Dunia setelah balapan Grand Prix MotoGP Valencia di arena pacuan kuda Ricardo Tormo di Cheste, dekat Valencia, pada 6 November 2022.
(Photo by JOSE JORDAN / AFP)](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/momen-francesco-bagnaia-raih-gelar-juara-dunia-motogp-2022_20221106_220537.jpg)
Sebut saja Valentino Rossi, yang sejauh ini masih menjadi pemegang podium terbanyak. Sekalipun dia sudah gantung helm.
Kemudian, seorang Marc Marquez yang diketahui memiliki gaya balap agresif menjadi anomali tersendiri.
Meski belum bisa menyamai prestasi milik The Doctor, namun dia mampu menghadirkan sebuah entertaint
Tidak bisa dipungkiri, Marquez mampu menciptakan dominasi di ajang MotoGP sejak dia kali pertama debut di kelas para raja.
Raihan enam gelar juara dunia MotoGP menjadi bukti sekaligus realita yang tak terbantahkan bagaimana kualitas seorang The Baby Alien.
Benar jika gaya balap Marquez mengundang pro dan kontra, khususnya di kalangan pembalap. Namun ini menjadi ciri khas sekaligus hiburan tersendiri bagi penikmat MotoGP.
Namun evolusi terjadi di kejuaraan dunia MotoGP. Fenomena 'guyub rukun' sesama pembalap dalam perburuan gelar juara dunia menjadi sorotan.
Hal tersebut memang menghadirkan penilaian positif, namun dari segi penikmat balap, situasi ini nampaknya berpengaruh besar bagi pamor MotoGP yang cenderung merosot.
"Seorang pembalap yang terus-menerus menang dan merupakan identitas dalam sebuah ajang balap. Sekaligus, ini menjadi daya pikat bagi penikmat MotoGP," terangnya.
Dorna selaku host MotoGP melakukan berbagai upaya untuk kembali meningkatkan animo penonton untuk datang ke sirkuit. Satu di antaranya lewat Sprint Race.
Namun Agostini memandang langkah tersebut adalah hal yang mubazir.
"Jujur, seorang penikmat balapan MotoGP akan merasa hambar jika menyaksikan banyak pembalap gonta-ganti naik podium. Mereka akan berpikir bahwa memenangkan balapan itu mudah, dan saya pastikan MotoGP harus mengucapkan selamat tinggal bagi penikmatnya," tutup Agostini.
(Tribunnews.com/Giri)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.