Gonjang-ganjing Gaji Pembalap MotoGP 2023, Olahraga Ekstrem Tapi Upah Minim
Kesenjangan berupa gaji nampak jelas antara pembalap MotoGP 2023 dengan atlet lain seperti Lionel Messi, Cristiano Ronaldo hingga Stephen Curry.
Penulis: Drajat Sugiri
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
TRIBUNNEWS.COM - Sprint Race menghadirkan gonjang-ganjing yang terus berlangsung jelang kejuaraan dunia MotoGP 2023 yang dimulai Maret mendatang.
Kompensasi bagi pembalap MotoGP 2023 menjadi sumber masalah utama.
Dimunculkannya Sprint Race jelas merupakan beban kerja baru bagi setiap pembalap MotoGP 2023.
Lazimnya Fabio Quartararo dkk menggeber kuda besinya sekali dalam satu seri, ini menjadi dua.
Artinya, dengan MotoGP 2023 memiliki 21 seri, maka Marc Marquez dan pembalap lainnya akan melakukan 42 balapan termasuk Sprint Race.
Baca juga: Bidik Gelar Juara Dunia MotoGP 2023, Miguel Oliveira Jadikan Cristiano Ronaldo Panutan
Secara regulasi, Sprint Race akan berlangsung sehari sebelum balapan kejuaraan dunia.
Jumlah putarannya pun setengah dari kejuaaraan dunia MotoGP.
Misalnya, ketika balapan di Sirkuit Mandalika para pembalap memiliki 24 lap, maka untuk Sprint Race menjadi 12 saja.
Pun dengan perolehan poin, hanya posisi 1-9. Poin tertinggi ialah 12, dan terkecil adalah 1.
Namun Motosan membuat sebuah komparasi mengenai ketidakjelasan besaran gaji bagi pembalap di MotoGP 2023.
Gaji tertinggi pembalap MotoGP 2023 masih dipegang oleh Marc Marquez yakni 12,5 juta euro (Rp 204 miliar) per musim.
Sebagai perbandingan saja, pembalap F1 dengan jumlah bayaran tertinggi saat ini dipegang oleh Max Verstappen.
Menurut Forbes, dalam satu musim F1 2022, Max Verstappen mendapatkan gaji mencapai 40 juta dollar US atau sekitar Rp 619 miliar.
Ini menunjukkan bagaimana ketimpangan terjadi antar pembalap F1 dengan MotoGP. Padahal jika dikategorikan, baik F1 dan MotoGP termasuk olahraga yang masuk ekstrem.