Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Sport

Matias Ibo dan Bamandhita Bagikan Tips untuk Pelari yang Akan Ikut Tokyo Marathon 2023

Fisioterapis Matias Ibo membagikan tips bagi para pelari yang akan berkompetisi di ajang Tokyo Marathon 2023.

Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Matias Ibo dan Bamandhita Bagikan Tips untuk Pelari yang Akan Ikut Tokyo Marathon 2023
Istimewa
Fisioterapis Matias Ibo dalam workshop Lets Talk About Tokyo Marathon 2023 di Plaza Indonesia, Jakarta, Sabtu (28/1/2023). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Fisioterapis Matias Ibo membagikan tips bagi para pelari yang akan berkompetisi di ajang Tokyo Marathon 2023.

Setidaknya akan ada 120 atlet dan pelari asal Indonesia yang akan berangkat ke negeri sakura untuk mengikuti ajang marathon di Tokyo, pada 5 Maret mendatang.

Matias mengatakan, satu yang paling penting untuk diperhatikan pelari adalah jarak tempuh.

Jarak yang harus ditempuh para pelari marathon di Tokyo Marathon 2023 mencapai 32 kilometer.

Karena itu, Matias meminta para pelari yang hendak mengikuti ajang itu untuk memastikan kondisi fisik mereka sanggup untuk menempuh jarak sejauh itu.

"Tips saya kalau kita belum mencapai target jarak kita 32 km di long run, kita jangan kejar jaraknya dulu. Kita kejar endurance-nya. Bisa enggak berlari 3 jam non stop, dapatnya berapa km," kata Matias dalam workshop Let's Talk About Tokyo Marathon 2023' yang digagas Cerita Lari bersama Pocari Sweat, di Plaza Indonesia, Jakarta, Sabtu (28/1/2023).

Baca juga: Ratusan Atlet Indonesia Ikut Tokyo Marathon 2023, Meriahkan 65 Tahun Hubungan RI-Jepang

"Karena saat kita maraton itu bicara soal endurance. Kita akan berlari berjam-jam tanpa berhenti," sambungnya.

Berita Rekomendasi

Meski harus terus latihan untuk memastikan kondisi fisik siap di Tokyo Marathon, Matias juga mengingatkan para pelari jangan sampai overwork dan berujung cedera.

Sebab, pemulihannya bisa membutuhkan waktu lama yang berujung pada berkurangnya waktu latihan.

"Oleh karena itu harus ada waktu rest day minimal 24 jam setelah kita latihan. Tunggu sampai kondisi pulih 100 persen, baru latihan lagi," katanya.

Baca juga: Borobudur Marathon 2022, Empat Ribu Pelari Berpesta dalam Semarak Sambutan dan Kehangatan Warga

Terakhir, Matias yang juga rutin mengikuti lomba marathon itu juga mengingatkan soal perbedaan cuaca yang harus diantisipasi.

Meski ajang Tokyo Marathon 2023 akan digelar pada Maret, namun cuacanya tetap masih terbilang dingin bagi warga Indonesia.

"Jadi nanti harus dipikirkan betul pakaian yang akan dikenakan untuk berlari. Harus bisa menahan cuaca dingin, tapi tidak menghalangi kita dalam berlari," katanya.

Baca juga: Meriahkan Jakarta Marathon 2022, Odekta Naibaho Jadi Juara Kategori Half Marathon

Dalam acara itu, nutrisionis dari Pocari Sweat, Bamandhita R Setiaji juga hadir sebagai pembicara untuk memberi tips bagi pelari mengenai makanan yang harus dikonsumsi.

Dhita khususnya mengingatkan soal carbo loading atau asupan karbohidrat yang harus dikonsumsi pelari.

"Carbo loading ini sangat penting untuk meningkatkan kadar glikogen dalam otot sebelum melakukan endurance race," kata Dhita.

Dhita menyebut, pelari bisa mengonsumsi karbohidrat dari jenis makanan apapun.

Namun, jenis makanan yang dikonsumsi itu harus konsisten sampai ajang Tokyo Marathon digelar.

Selain itu, Dhita juga mengingatkan para pelari untuk terus menjaga hidrasi dengan secara rutin mengonsumsi air putih selama berlari maraton dengan jarak 32 km.

Dukungan kedubes RI

Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang, Heri Akhmadi turut hadir menyapa para pelari yang mengikuti acara workshop itu.

Heri memastikan, Kedubes RI di Jepang siap menyambut kedatangan mereka.

Menurut dia, para atlet nantinya bisa carbo loading di wisma KBRI yang bisa menampung hingga 200 orang.

Bahkan, Kedubes RI juga sudah menyiapkan tempat latihan bagi para atlet, agar mereka tetap fit sambil menunggu ajang Tokyo Marathon digelar pada 5 Maret.

"Kalau untuk latihan kecil, nanti bisa muterin Istana Kaisar yang jaraknya sekitar 5 kilometer," kata Heri.

Dengan berbagai dukungan itu, Heri berharap keikutsertaan ratusan pelari Indonesia dalam Tokyo Marathon bisa berjalan lancar.

Sebab, ia menilai ajang Tokyo Marathon bukan hanya sekedar olahraga biasa, tapi juga ajang diplomasi antara tuan rumah dan tamunya.

"Kebetulan juga tahun ini 65 tahun hubungan Indonesia-Jepang. Jadi kami ingin menunjukkan ke masyarakat Jepang kedekatan antara dua negara ini. Bukan hanya dari sisi politik, tapi juga yang terkait olahraga, sosial budaya dan lain-lain," kata Heri.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas