Mendiang David Jacobs Sang Juara Dua Dunia Jadi Panutan Buat Para Atlet Disabiltas
atlet berusia 45 tahun itu pun selalu bisa menjadi contoh yang baik bagi atlet muda tanah air karena selalu menunjukkan etos kerja yang baik.
Penulis: Alfarizy Ajie Fadhillah
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Mendiang David Jacobs Sang Juara Dua Dunia Jadi Panutan Buat Para Atlet Disabiltas
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Alfarizy AF
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wasekjen Komite Paralimpiade Nasional Indonesia (NPC), Rima Ferdianto, buka suara mengenai mendiang David Jacobs.
Rima Ferdianto mengatakan, sosok atlet para tenis meja itu merupakan teladan bagi atlet-atlet disabilitas Indonesia.
Hal tersebut memang tidak dapaat dipungkiri, David Jacobs memang merupakan atlet disabilitas yang telah menyimpan segudang pengalaman baik di level nasional dan internasional.
Baca juga: Kronologi Meninggalnya David Jacobs: Tak Sadarkan Diri di Pinggir Rel, Kepala Alami Perdarahan Hebat
Terbukti, saat ini David menduduki peringkat kedua dunia dalam para tenis meja kelas 10 pria di Dunia.
"David Jacobs itu benar benar role model, dia adalah teladan bagi seluruh atlet disabilitas seluruh Indonesia," kata Rima.
"Bukan hanya di NPC saja, karena prestasinya sudah di puncak, peringkat dua dunia, juara dua dunia," jelasnya.
Rima melanjutkan, mendiang atlet berusia 45 tahun itu pun selalu bisa menjadi contoh yang baik bagi atlet muda tanah air karena selalu menunjukkan etos kerja yang baik.
Dengan kepergian David, Rima mengatakan dunia olahraga tanah air pun sangat terpukul dan merasa kehilangan.
"Dia (David) juga punya etos latihan yang sangat disiplin dan juga rendah hati kepada siapapun orang, dia tidak milih-milih, baik, jadi kami benar benar kehilangan dengan adanya kejadian ini," kata Rima.
"Karena sosok David Jacobs itu jadi panutan bagi atlet disabilitas. Banyak atlet muda disabilitas itu yang cita citanya seperti David Jacobs," imbuhnya.
Sekadar informasi, atlet dengan nama lengkap Dian David Michael Jacobs itu sebelumnya dijadwalkan untuk mengikuti kejuaraan para tenis meja di Slovenia.
Hal tersebut diungkapkan oleh Wasekjen Komite Paralimpiade Nasional Indonesia (NPC), Rima Ferdianto.