Polytron Superliga Junior 2023: Menjadi Ajang Klub Mancanegara Uji Mental dan Kemampuan Atlet Junior
Polytron Superliga Junior 2023 menjadi momentum yang tepat untuk mengukur sejauh mana mental dan kemampuan para atlet junior berkompetisi dalam format
Penulis: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, MAGELANG - Polytron Superliga Junior 2023 menjadi momentum yang tepat untuk mengukur sejauh mana mental dan kemampuan para atlet junior berkompetisi dalam format beregu.
Tak hanya bagi klub-klub asal Indonesia, hal ini juga menjadi salah satu alasan utama bagi tim dari Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, Hong Kong China dan Chinese Taipei menerbangkan atletnya guna bertanding dalam kejuaraan bergengsi ini.
Satu di antara klub mancanegara yang datang ke lereng Gunung Tidar ini adalah Banthongyord dari Thailand. Klub asal dua pemain kawakan Thailand, Ratchanok Intanon dan Kunlavut Vitidsarn ini mendaftarkan 17 atletnya untuk bertarung di sektor U-17 baik putra dan putri.
Pada hari pembuka, skuad putri klub asal Kota Bangkok ini menunjukkan kekuataannya dengan menyapu bersih laga pertama dengan skor 5-0 atas salah satu wakil tuan rumah, Indihome Gideon Badminton Academy.
Berlanjut di laga kedua, Selasa (9/5), Banthongyord, yang berada di Grup X, berhasil mengemas kemenangan kedua pada kejuaraan beregu ini.
Sakkaya Sootlake, pelatih yang mendampingi skuad Banthongyord, menyatakan, Polytron Superliga Junior 2023 adalah kesempatan yang baik bagi para pemainnya untuk mencari pengalaman serta beradu kekuatan dengan para pemain dari berbagai negara.
Bagi pelatih pun, lanjut Sakkaya, kejuaraan beregu yang mengadaptasi format beregu Piala Thomas dan Uber ini dimanfaatkan guna menilai kemampuan dan mental individu setiap atlet. Selain itu, dengan bertanding di Polytron Superliga Junior 2023, mereka bisa ‘mencicipi’ kerasnya persaingan merebut gelar juara, mengingat banyak klub-klub papan atas Indonesia yang turut ambil bagian dalam kejuaraan ini.
"Kami datang ke Magelang untuk mencari pengalaman. Menang atau kalah itu urusan nanti. Mencari pengalaman di 'pusatnya' bulutangkis, itu yang penting bagi kami karena para atlet yang kami bawa semuanya baru pertama kali bertanding di Indonesia,” ujar Sakkaya.
Sakkaya mengutarakan, meski baru di level junior, secara umum persaingan ketat sudah terlihat sejak hari pertama. Ia mengapresiasi semangat juang para pebulutangkis Indonesia, setelah mendampingi anak-anak asuhnya bertanding melawan Mutiara Cardinal Bandung pada hari kedua.
"Baru di level junior saja, di Indonesia, sudah sangat kompetitif. Bulutangkis adalah olahraga yang sangat populer di Indonesia. Tak hanya penggemar yang datang ke stadion-stadion, tapi di dunia maya pun mereka sangat fanatik terhadap bulutangkis," papar pria berambut pirang ini.
Persaingan sengit yang menguras mental dan kemampuan para atlet ini juga diakui oleh kubu Singapura. Bermain di sektor U-17 putra, tim Singapura pada Selasa (8/5) berhadapan dengan Banthongyord Thailand.
Meski kalah tipis 2-3, pelatih Singapura Albert Saputra bersyukur anak-anak didiknya akhirnya mendapatkan atmosfer persaingan, setelah sekian lama pandemi meniadakan pertandingan internasional di level junior.
"Polytron Superliga Junior 2023 adalah kejuaraan yang sangat bermanfaat bagi tim Singapura. Para pemain kita bisa menguji kemampuan menghadapi lawan-lawan tangguh dari Indonesia di level U17 dan U19, dan juga melatih mental mereka saat berhadapan lawan-lawan dari negara-negara lainnya," papar pria kelahiran Padang, Sumatera Barat ini.
Albert berharap, para pemainnya terus belajar dari semua pertandingan, terutama dari setiap kekalahan, guna menjadi lebih baik. Secara keseluruhan, bersaing dengan sejumlah negara kuat merupakan bagian dari proses panjang pengembangan bulutangkis di Negeri Singa.