Sempat Ingin Menjadi Ballerina

Sebelum memutuskan untuk menekuni olahraga bola voli dan menjadi atlet profesional, Lee Da-hyeon lebih dulu akrab dengan balet.

Bahkan dia sempat mengenyam pendidikan enam tahun untuk menjadi seorang balerina.

"Kalau bosan sebagai pevoli hingga saat ini belum ada. Bagaimana saya bisa bosan terhadap sesuatu yang saya senangi sejak kecil," buka Lee Da-hyeon dikutip dari laman KMIB.

"Begitu juga dengan menarik. Saya menyukai balet, bahkan saya fokus untuk menjadi seorang balerina dengan belajar hampir enam tahun," sambungnya menceritakan.

"Saya bahkan pernah pergi ke Filipina untuk melakukan (pendidikan) balet. Namun kemudian semuanya berubah ketika memasuki SMA."

Memiliki postur tinggi di atas rata-rata teman seusianya membuat Lee Da-hyeon memutuskan untuk mencoba tantangan lain, seperti basket dan bola voli. Olahraga terakhir inilah yang akhinya klik dengan hatinya.

"Saya mencoba banyak hal seperti basket, lompat tinggi, bermain piano, dan akhirnya memutuskan untuk menjadi pemain bola voli."

"Saya pertama kali belajar tentang bola voli ketika saya mendengar ibu saya di telepon dengan seorang kenalan yang merupakan pemain bola voli ketika saya duduk di kelas 5 sekolah dasar. Saat itu bola voli menjadi terkenal karena Olimpiade London 2012," kenangnya.

Meski diakui bahwa keinginan untuk menjadi pevoli sempat tak mendapatkan dukungan 100 persen dari sang Ibu, namun Lee Da-hyeon berhasil membuktikan hasil manis dengan kerja kerasnya untuk sampai ke tahapan sekarang.

Hobi Menulis

Selain bola voli, salah satu kegiatan wajib yang dilakukan oleh Lee Da-hyeon ialah menulis, baik berupaa diari maupun blog pengalamannya.

"Saya belajar sastra, menulis, bahkan jika tidak menjadi atlet voli, saya ingin menjadi seorang reporter," jawab Lee Da-hyeon sembari tertawa.

"Saya suka membaca, bahkan semua literatur ketika saya menjadi mahasiswa, hampir semua buku saya baca."