Ributin Hall of Fame BWF, Taufik Hidayat & Lee Chong Wei Bakal Disatukan di Kanada Open 2023
Di tengah huru-hara soal Hall of Fame BWF, Taufik Hidayat dan Lee Chong Wei diundang untuk menghadiri Kanada Open 2023 pada Juli mendatang.
Penulis: Isnaini Nurdianti
Editor: Dwi Setiawan
TRIBUNNEWS.COM - Mantan pebulu tangkis tunggal putra top dunia, Taufik Hidayat dan Lee Chong Wei diundang untuk menghadiri Kanada Open 2023 yang bakal berlangsung pada Juli mendatang.
Dikutip dari situs resmi Yonex, Taufik Hidayat dan Lee Chong Wei diundang ke Kanada Open 2023 untuk memberikan suntikan pengalaman ke pemain muda.
Tak hanya Taufik Hidayat dan Lee Chong Wei, legenda bulu tangkis lainnya juga bakal diundang, yakni Peter Gade, Lin Dan, dan Lee Yong Dae.
Baca juga: Tanggapan Santai Lee Chong Wei Komentari Taufik Hidayat soal Hall of Fame BWF
"Lima legenda, Peter Gade, Lee Chong Wei, Taufik Hidayat, Lin Dan, dan Lee Yong Dae akan pergi ke Kanada pada bulan Juli, untuk membantu menaikkan level pemain junior dan bintang bulutangkis masa depan."
"Coaching Clinic akan dilanjutkan dengan nobar Canada Open, di mana para junior dapat mengundang teman-teman mereka untuk bergabung dengan para legenda bulutangkis," tulis pernyataan di laman Yonex.
Tentu, hal tersebut menjadi kabar baik mengingat saat ini Taufik Hidayat dan Lee Chong Wei tengah terlibat perang dingin soal penghargaan Hall of Fame BWF.
Hal itu bermula dari komentar Taufik Hidayat yang mempertanyakan terkait kepantasan Lee Chong Wei meraih penghargaan Hall of Fame BWF.
Komentar tersebut ia sampaikan saat menjadi bintang tamu dalam kanal YouTube JEBREEETmedia TV bersama Valentino Simanjuntak.
"Buat gue itu nggak begitu penting. Kalau gue prestasi jadi yang paling penting. Kalau prestasi itu kan ditentukan diri sendiri, kalau Hall of Fame itu kan ditentukan sama orang," kata Taufik.
"Misalkan gue ketuanya nih, gue mau kasih ke kamu, kan tinggal tulis aja dia masuk di situ. Tapi kalau prestasi kan itu yang menentukan kita sendiri, juara apa engga kan itu lewat kompetisi," sambungnya.
"Ya nggak apa-apa dia dapat penghargaan itu. Mungkin dia lebih pantas menurut BWF, karena dia yang ngasih kan. Kebetulan BWF itu berkantor di Malaysia, ya silakan saja," lanjut Taufik.
Pernyataan Taufik soal Hall of Fame BWF akhirnya sampai ke telinga Lee Chong Wei.
Dikutip dari NST, Lee Chong Wei mengaku bingung mengapa Taufik menyerangnya.
"Saya tidak tahu apakah Taufik tidak senang atau marah setelah dia tidak terpilih. Dia belum berbicara kepada saya tentang hal itu. Saya tidak mengerti mengapa dia menyerang saya," ujar Lee Chong Wei.
Lebih lanjut, Lee Chong Wei mengatakan bahwa harusnya Taufik langsung bertanya saja ke BWF soal penghargaan Hall of Fame BWF.
"Saya tidak ada hubungannya. Taufik seharusnya menghubungi BWF untuk klarifikasi. Saya tidak pernah menekan BWF untuk memasukkan nama saya ke dalam Hall of Fame. Saya tidak menyadari hal itu sampai BWF mengirim surat ke saya," tambah Lee Chong Wei.
Baca juga: Lee Chong Wei Sentil BWF, Sindir Jadwal Turnamen Bulu Tangkis yang Tak Manusiawi
Lantas apa sebenarnya Hall of Fame BWF itu?
Secara umum, Hall of Fame adalah penghargaan individu tertinggi yang diberikan kepada seseorang atas prestasinya.
Pada Hall of Fame BWF, penghargaan diberikan oleh Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) kepada atlet yang berprestasi dan memberikan pengaruh yang luar biasa.
Dilansir laman BWF, penghargaan Hall of Fame ini dimulai pada 1996 dengan empat mantan pebulutangkis Inggris yang menerimanya.
Keempatnya adalah S S C Dolby APD, RE, George A Thomas, Betty Uber dan Herbert A E Scheele.
Dari Indonesia sendiri, terdapat 10 nama legenda bulutangkis yang masuk dalam Hall of Fame BWF.
Terakhir atlet dari Indonesia yang meraih penghargaan itu adalah Liliyana Natsir pada Juni 2022 lalu.
Ia juga menjadi perempuan kedua yang menerima penghargaan itu setelah Susi Susanti pada 2004 silam.
BWF sendiri menerapkan beberapa kriteria terhadap individu yang bisa menerima penghargaan ini.
Hal itu tercantum dalam statuta BWF Bagian 1.2.3 tentang peraturan penghargaa BWF, yakni sebagai berikut.
1.2.1 Hasil dan Prestasi yang luar biasa selama karier bermain penuh.
1.2.2 Kontribusi signifikan untuk olahraga di luar penampilan di lapangan.
1.2.3 Teladan, sosok panutan yang patut dicontoh.
1.2.4 Calon harus sudah pensiun dari kompetisi bulu tangkis internasional atau tidak menjadi bagian penting di sirkuit internasional untuk jangka waktu tiga tahun atau lebih .
1.2.5 Dimonasikan untuk Badminton/Para Badminton, dihormati secara internasional dalam olahraga dan dihormati oleh badan olahraga dunia, seperti IOC, IPC, ASOIF, SportAccord, WADA.
(Tribunnews.com/Isnaini/Tio)