Kata Kento Momota Tentang Indonesia Open Terakhir di Istora Senayan, Ini Kenangannya dengan Istora
Indonesia Open 2023 ini rencananya akan menjadi yang terakhir diselenggarakan di Istora Senayan, Jakarta.
Penulis: Alfarizy Ajie Fadhillah
Editor: Muhammad Barir
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Alfarizy AF
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia Open 2023 ini rencananya akan menjadi yang terakhir diselenggarakan di Istora Senayan, Jakarta.
Nantinya, Indonesia Open direncanakan berlangsung di Indoor Multifunction Stadium (IMS) Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta.
Pebulutangkis tunggal putra Jepang, Kento Momota, mengenang masa-masa indahnya kala berlaga di Istora Senayan, Jakarta.
Seperti diketahui, Indonesia Open 2023 ini rencananya akan menjadi yang terakhir diselenggarakan di venue bersejarah tersebut.
Nantinya, Indonesia Open direncanakan berlangsung di Indoor Multifunction Stadium (IMS) Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta.
Kento Momota mengatakan, dirinya banyak menyimpan kenangan di istana Olahraga berkapasitar 7 ribuan penonton tersebut.
"Yang pasti ini termasuk yang spesial di Istora sendiri karena kan saya banyak kenangan yang baik dan buruk," ujar Kento usai kalah dari Ng Ka Long Angus di babak pertama Indonesia Open 2023, Selasa (13/6/2023).
Juara dunia bulutangkis tahun 2019 itu pun menuturkan bahwa banyak pelajaran berharaga yang ia dapat kala berlaga di Istora.
" Saya banyak dapat pelajaran dari Istora, saya senang sekali main di sini," ujar Kento Momota.
Tunggal putra kelahiran Prefektur Kagawa itu pun mengenang saat dirinya berhasil menjuarai Indonesia Open 2018.
Kala itu, Kento Momota yang sempat menumbangkan dua wakil Indonesia itu berhasil menembus babak final dan mengalahkan Viktor Axelsen.
"Yang paling mengesankan untuk saya adalah ketima saya menang di Indonesia Open 2018. Saya paling gembira itu," ungkap Kento Momota.
Sekadar informasi, sebelumnya Ketua Panitia Penyelenggara Indonesia Open 2023, Arman Darmadji, mengatakan bahwa turnamen BWF Super 1000 ini akan pindah ke Indoor Multifunction Stadium (IMS) GBK.
Hal tersebut menjadi pertimbangan PBSI karena melihat dari jumlah kursi penonton yang lebih banyak dibanding dengan Istora Senayan yang hanya berkapasitas sekira 6 ribuan penonton.
IMS atau yang dikenal dengan Indonesia Arena sendiri memiliki kapasitas penonton sekira 16 ribuan.
"Kalau buat konfirmasi atau tidak, selama ready pasti kami pindah ke sana (IMS) karena dari kapasitas di sini cuma 6 ribu seat dari 7 ribu, karena 1000 seat dipakai untuk keperluan FoH, kamera, perangkat laga dll," ujar Armand.
"Dengan adanya IMS yang baru, kami harapkan kita bisa pindah ke sana karena liat sendiri animo sangat besar. Sehingga kami pastikan kalau lokasi tersedia, kita akan pindah ke Indonesia Arena," sambungnya.