Pecco Bagnaia Tak Mau Warisi Label Dewa MotoGP Milik Valentino Rossi
Francesco 'Pecco' Bagnaia memilih untuk jadi dirinya sendiri ketimbang mewarisi ketenaran Valentino Rossi sebagai ikon sekaligus dewa MotoGP.
Penulis: Drajat Sugiri
Editor: Dwi Setiawan
TRIBUNNEWS.COM - Pembalap Ducati Lenovo Team, Francesco Bagnaia menyebut sebuah kesalahan jika membandingkan MotoGP era kini dengan saat masih menempatkan Valentino Rossi sebagai pembalap.
Bagnaia merupakan lulusan pertama Akademi VR46 milik Valentino Rossi yang sukses merangkul gelar juara dunia MotoGP 2022.
Hal ini perpanjangan dari warisan menakjubkan The Doctor. Namun, persilangan arus utama yang dibuat oleh ketenaran Rossi bisa dibilang belum ditiru sejak pensiun.
Baca juga: Perbandingan Harga Tiket MotoGP Mandalika dan Malaysia: Tarif Termahal Beda Hampir 10 Kali Lipat
Pecco, sapaan akrab Bagnaia, merasa tidak tepat untuk membandingkan para pembalap MotoGP saat ini dengan legenda dari era The Doctor.
Dengan hubungannya yang kuat dengan Rossi dan telah juara dunia, Bagnaia dinilai punya potensi menjadi ikon baru.
Tetapi rider Italia tersebut tidak tertarik menyandang status ‘dewa’ di MotoGP.
"Saya ingin menjadi diri saya sendiri," kata Bagnaia seperti yang dikutip dari laman Crash.
“Menurut saya, hasil adalah (hal utama) yang membentuk karakter (di MotoGP), Anda tidak menjadi karakter yang kuat dengan cara Anda berperilaku," sambung juara dunia MotoGP 2022.
“Hal-hal berbeda sekarang dibandingkan ketika ada ‘Fantastic 4’ (Rossi, Jorge Lorenzo, Dani Pedrosa dan Casey Stoner, lalu Marc Marquez)."
"Apa yang terjadi kini? Semua pembalap, terlepas dari apakah mereka tim utama atau tim satelit, punya motor yang memungkinkan mereka berada di depan," kata kekasih Domizia Castagnini.
“Di Italia, di Spanyol, saya pikir orang-orang sangat terpikat pada masa lalu dan membuat kesalahan dengan mengomparasi pembalap era sebelumnya dengan yang sekarang. Anda tak bisa membandingkan saya dengan Casey Stoner yang memenangkan kejuaraan bersama Ducati pada 2007,' tutr rider yang kini menggunakan nomor start #1.
“Kami berbeda, kami adalah orang yang berbeda. Jika Anda bicara dengan seorang pemuda yang mulai mengikuti (MotoGP) sekarang, dia mungkin akan bilang bahwa dia menyuaki apa yang saya lakukan.”
“Jika Anda berbicara dengan seseorang yang mengikuti seluruh era Valentino, Casey, Dani, Lorenzo, serta Marquez, dia pasti akan mengatakan bahwa Casey lebih baik."
"Kisah tentang bagaimana ini bekerja dalam olahraga pada dasarnya adalah dunia ini bekerja,” pembalap 26 tahun itu menjelaskan.
Gelar juara dunia pertama Bagnaia datang dengan mengalahkan generasi pembalap baru yaitu juara bertahan Fabio Quartararo.
Pemenang enam gelar juara dunia, Marc Marquez sebagian besar absen musim lalu dan tetap berada di luar perburuan kejuaraan karena cedera dan motor di bawah standar.
Akankah gelar melawan Marquez yang kompetitif lebih berarti bagi Bagnaia?
"Bukan untuk saya karena saya memenangkan gelar dengan mengalahkan banyak pembalap," ujarnya.
"Pembalap yang memenangkan gelar tahun sebelumnya adalah Quartararo. Jadi, saya harus mengalahkan Quartararo dan saya mendapatkannya," pungkas Bagnaia.
(Tribunnews.com/Giri)