Dapat Dukungan Anak Muda, Petani Cabup Temanggung Siap Bongkar Pagar Pendopo jadi Ruang Publik
petani yang juga mantan Kepala Desa Campurejo Kecamatan Tretep ini akan membongkar pagar rumah dinas Pendopo Pengayoman untuk ruang publik.
Editor: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Calon Bupati Temanggung nomor urut 1, Agus Setyawan membuat heboh warga Temanggung.
Pasalnya, petani yang juga mantan Kepala Desa Campurejo Kecamatan Tretep ini akan membongkar pagar rumah dinas Pendopo Pengayoman dan dijadikan ruang publik.
Program pria yang akrab disapa Agus Gondrong ini mencuat ketika sekelompok anak muda Temanggung membentangkan spanduk bertuliskan ‘Pagar Ini Akan Dibongkar, Pendopo Pengayoman Dijadikan Ruang Publik’ di depan Pendopo Pengayoman Temanggung, Kamis (7/11/2024).
Di bawah spanduk itu, terdapat gambar pasangan calon bupati dan calon wakil bupati Temanggung nomor urut 1, Agus Setyawan dan Nadia Muna.
Sontak saja, akun @agusgondrong.official yang memposting kegiatan itu ramai direspon masyarakat. Mayoritas masyarakat Temanggung mendukung rencana Agus membongkar pagar pendopo dan menjadikan Pendopo Pengayoman sebagai ruang public.
“Hmmm menarik ini. Bongkar depannya, kembalikan design pra-1945,” ucap pemilik akun @sejarahtmg.
Dalam postingan itu, Agus Gondrong menyebutkan bahwa masyarakat Temanggung bebas berkegiatan di Pendopo Pengayoman.
Bahkan Agus akan menggratiskan Pendopo Pengayoman untuk kegiatan masyarakat seperti pernikahan, tempat latihan seni dan budaya, tempat kopdar komuntas dan anak muda, pameran UMKM, kegiatan pengajian dan keagamaan dan kegiatan lainnya.
“Lha cocok ini pak Agus, pendopo ga jadi tempat angker lagi. Masyarakat tidak takut untuk berkegiatan di pendopo. Tak dongakne pak Agus jadi Bupati Temanggung, besuk aku nikahan tak di Pendopo Pengayoman, saksinya bapak ya,” ucap enggarrdn.
Agus Gondrong dalam postingannya menerangkan alasan mengapa harus membongkar pagar Pendopo Pengayoman.
Menurutnya, Pendopo Pengayoman harusnya menjadi rumah rakyat, bukan rumah para ningrat.
“Pendopo Pengayoman untuk tempat tinggal ningrat atau sejatinya rumah rakyat? Itu adalah pilihan. Kalau saya kok lebih suka pendopo Pengayoman menjadi rumah rakyat. Nantinya, tidak ada lagi gerbang yang ditutup dan pagar yang menjulang tinggi mengepung pendopo dan membuatnya terkesan eksklusif,” ucapnya.
Agus juga memberikan contoh sejumlah daerah yang menjadikan Pendopo sebagai rumah rakyat. Ia menyebut ada Loji Gandrung di Solo, Pendopo Sabha Swagata Blambangan di Banyuwangi, Pendopo Raden Bagus Aria Wiralodra di Indramayu, dan lainnya.
“Bagaimana dengan Pendopo Pengayoman di Temanggung? Saya kok punya mimpi tempat ini dijadikan ruang publik. Pemerintah daerah mestinya memfasilitasi kegiatan-kegiatan positif warga di Pendopo Pengayoman secara gratis. Bisa buat acara pernikahan, tempat latihan seni budaya, tempat kopdar komunitas dan anak muda, pameran UMKM, kegiatan pengajian dan keagamaan dan lainnya,” jelasnya.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of
Follow our mission at sustainabilityimpactconsortium.asia