Atlet Angkat Berat Transgender Wanita Pecahkan Rekor Dunia, ICFS: Tidak Sah, Dia Laki-laki!
Konsorsium Internasional untuk Olahraga Wanita (ICFS) menyatakan bahwa rekor tersebut dimenangkan oleh "laki-laki" dan oleh karena itu tidak "sah".
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Atlet Angkat Berat Transgender Wanita Pecahkan Rekor Dunia, ICFS: Tidak Sah, Dia Laki-laki!
TRIBUNNEWS.COM - Seorang atlet angkat berat transgender wanita asal Kanada, Anne Andres dilaporkan memecahkan rekor nasional negara tersebut dalam sebuah kejuaraan powerlifting baru-baru ini.
Anne yang dianggap federasi angkat berat Kanada sebagai seorang perempuan, bahkan mampu memecahkan rekor dunia dalam angkatannya tersebut, meski tercatat sebagai rekor tidak resmi.
Fox News melansir, rekor yang dicetak Anne menuai kritik terhadap aturan olahraga berbasis gender di Ottawa, Kanada.
Baca juga: Atlet Ukraina vs Rusia Panas di Laga Anggar, Olga Kharlan Hunus Pedang Saat Anna Mau Jabat Tangan
Anne Andres (40) menjadi juara pertama pada Kejuaraan Angkat Berat Kanada Barat 2023 yang dihelat Persatuan Powerlifting Kanada pada Minggu (13/8/2023) silam.
Total angkatan Anne adalah 597,5 kilogram (1.317 pound), atau sekitar 210 kg (460 pound) lebih banyak dari saingan terdekatnya.
Anne merespons kritik atas rekor yang dia cetak dengan ujaran sinis. Dia mengaku tidak peduli pada rekor angkatan yang ditorehkan.
“Perlu diingat, saya berusia 40 minggu lalu. Jadi tiba-tiba menjadi master 1, agak hampa,” kata Andres dalam unggahan di media sosial setelah kemenangannya tersebut.
“Dalam pikiran, saya mendapatkan setiap rekor master dan dua rekor master dunia tidak resmi. Saya tidak peduli dengan rekor. Saya peduli berada di sana bersama teman-teman saya," katanya.
Persatuan powerlifting Kanada menghitung skor dengan menambahkan angkatan tertinggi yang dicapai peserta dalam squat, bench press, dan deadlift.
Lifter SuJan Gil, yang menempati posisi kedua, hanya memiliki bobot 387,5 kg (854 pound).
Secara Biologis Laki-laki
Kemenangan Anne Andres ini telah memicu kontroversi dan kecaman dari sejumlah aktivis olahraga.
Konsorsium Internasional untuk Olahraga Wanita (ICFS) menyatakan bahwa rekor tersebut dimenangkan oleh "laki-laki" dan oleh karena itu tidak "sah".
ICFS juga menuduh pejabat olahraga Kanada melakukan diskriminasi terhadap pesaing dari kaum perempuan.