Dihantui Sanksi Berat dari PBVSI, Rivan Nurmulki dapat Secercah Harapan dari Menpora
Menpora Dito Ariotedjo menyebut jika sanksi yang diberikan PBVSI kepada Rivan Nurmulki tak akan mematikan karier sang pemain.
Penulis: Isnaini Nurdianti
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Dito Ariotedjo, menyebut bahwa sanksi yang akan diberikan PBVSI kepada Rivan Nurmulki tak akan mematikan karier sang pemain.
Diketahui, Rivan Nurmulki saat ini tengah dihadapkan dengan ancaman sanksi dari PBVSI.
Rivan Nurmulki terancam terkena sanksi berupa larangan memperkuat Timnas voli putra Indonesia selama satu tahun.
Sanksi tersebut diberikan lantaran Rivan Nurmulki dianggap berbohong terkait apa yang telah dikatakannya.
Hal tersebut berawal dari keputusan Rivan Nurmulki yang memilih absen di AVC Championship 2023, namun dirinya justru main di Kapolri Cup 2023.
Baca juga: Hasil Mediasi dengan PBVSI, Rivan Nurmulki Terancam Tak Bisa Perkuat Timnas Voli Indonesia 1 Tahun
Beruntungnya, Dito Ariotedjo membawa secercah harapan bagi Rivan.
Dianggap sebagai aset Indonesia, Dito Ariotedjo menyebut bahwa nantinya sanksi yang diberikan tak akan mematikan karier voli Rivan.
"PBVSI sepakat bahwa hasil sidang etik nanti tidak akan mematikan karier Rivan," ucap Dito Ariotedjo di Kantor Kemenpora, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (12/9/2023) sore dikutip dari BolaSport.com.
"Karena kemarin (Senin) saya menangkap bahwa dari seluruh yang hadir, para petinggi pbvsi, pendapatnya sama yaitu Rivan adalah aset untuk voli indonesia," tambahnya.
Untuk jadwalnya sendiri, Bambang Suedi selaku Dewan Pengawas PP PBVSI mengatakan jika sidang kode etik akan digelar setelah pelepasan Timnas voli putra Indonesia pada 14 September mendatang.
"Kami berangkatkan tim dulu. Itu tergantung Ketua Umum, kira-kira bulan ini. Secepatnya agar dia tidak sengsara," kata Bambang.
Lalu, sebenarnya apa yang membuat Rivan Nurmulki terancam terkena sanksi?
Tak masuknya Rivan ke dalam skuad Timnas voli putra Indonesia di Asian Games 2023 sukses menjadi buah bibir pecinta voli Tanah Air.
Hal tersebut lantas menjadi sebuah polemik tersendiri bagi Rivan dan PBVSI.
Pihak Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) bahkan sampai turun tangan dengan melakukan mediasi antara Rivan dan PBVSI.
Mediasi antara dengan PBVSI telah rampung digelar kemarin, Senin (11/9/2023) sore WIB.
Dari mediasi tersebut, beberapa hasil keputusan pun diambil, salah satunya terkait ancaman sanksi yang akan diberikan kepada Rivan.
Awalnya, Rivan izin tak bisa memperkuat Timnas voli Indonesia di AVC Championship 2023 lantaran masih mengurus beberapa hal, yakni menemani istri melahirkan dan dihadapkan dengan sidang kode etik kepolisian.
Namun, apa yang dikatakan Rivan justru berbeda dengan kenyataan.
Absen membela Timnas voli putra Indonesia di AVC Championship 2023, Rivan justru main di Kapolri Cup 2023.
Alhasil, Rivan dianggap menyalahi aturan AD/ART PBVSI.
Dianggap berbohong dan menyalahi aturan, sanksi pun membayangi Rivan.
Lebih lanjut, Bambang menyebut bahwa Rivan juga terancam terkena sanksi lainnya.
Selain tak bisa memperkuat Timnas voli putra Indonesia selama satu tahun, Rivan juga terancam tak bisa bermain di Proliga.
Baca juga: Media Luar Siarkan Kasus Rivan Nurmulki, PBVSI Digeruduk Komentar Miring
"Iya, berbohong juga. Kalau soal kode etik kepolisian tidak masalah, Ketum tinggal telepon ke satuannya untuk ditangguhkan dulu."
"Belum ada sanksi, tapi ada sidang kode etik melalui mediasi lagi di PBVSI. Yang penting kariernya tidak boleh putus, kami sayang dengan dia."
"Belum ada hitter sebagus dia. Kami sayang sama dia, tetapi dia sendiri yang begini."
"Sanksinya nanti, tapi jangan sampai memutus kariernya dia karena kami butuh dia."
"Sanksi terberatnya paling tidak boleh main satu tahun di timnas."
"Iya, di tarkam masih bisa. Kalau di proliga mungkin tidak bisa. Mungkin ya. Sesuai hasil sidang saja," pungkas Bambang.
(Tribunnews.com/Isnaini) (BolaSport/Delia Mustikasari)