Permata Cinta Nadya Bidik Medali Emas di PON XXI Aceh-Sumut, Ingin Ulangi Kejayaan di PON Papua
Taekwondoin DKI Jakarta, Permata Cinta Nadya, ingin mengulangi kejayaannya di Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua 2021.
Penulis: Alfarizy Ajie Fadhillah
Editor: Toni Bramantoro
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Alfarizy AF
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Taekwondoin DKI Jakarta, Permata Cinta Nadya, ingin mengulangi kejayaannya di Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua 2021.
Pada pesta olahraga empat tahunan tersebut, Permata Cinta Nadya berhasil meraih medali emas lewat nomor Kyorugi U-67.
Pada PON XXI 2024 yang akan berlangsung di Aceh-Sumatra Utara, Permata menargetkan medali emas.
Pada persiapannya, Permata mengatakan bahwa dirinya memang telah tergabung secara intensif dalam Pemusatan Latihan Daerah (Pelatda) DKI Jakarta
"Selama ini latihannya terus menerus, selama dari PON (Papua 2021) kemarin, Pelatda enggak berhenti-berhenti, cuma tinggal mess baru sebulan terakhir, karena kalau DKI kan dekat tempat latihannya," kata Permata.
"Jadi persiapannya tinggal mental saja. Alhamdulillah sudah sering tanding, jadi tinggal pengulangan saja, tapi memang selalu ditargetin dalam diri sendiri, target selalu sama dari PON menuju PON lagi," paparnya.
Permata dipastikan tampil di ajang tersebut usai menjadi jawara dalam babak kualifikasi cabang olahraga taekwondo di GOR POPKI, Jakarta Timur 27-30 Oktober lalu.
Selain menjadi juara, taekwondoin yang pernah mewakili Indonesia di Asian Games itu juga menyandang gelar atlet wanita terbaik.
Tentu prestasi yang didapat pada babak kualifikasi ini membuat Permata kian optimistis untuk meneruskan tradisi medalinya di PON XXI Aceh-Sumatra Utara.
Permata diketahui telah mengikuti Pekan Olahraga Nasional dalam dua edisi.
Atlet yang menimba ilmu di Universitas Negeri Jakarta itu debut dalam Pekan Olahraga Nasional edisi 2016 di Jawa Barat, hasilnya Permata meraih medali perunggu.
Pada PON edisi kedua bagi Permata, dirinya meraih medali emas usai mengalahkan taekwondoin Bali, Ni Kadek Surya, dengan skor 26-15.
"Pon pertama di Jawa Barat 2016 dapat perunggudi kelas 53, di PON Papua 2021 dapat emas dan PON ini saya juga target emas," ujar Permata.
Permata pun mengungkapkan alasan mengapa dirinya pindah ke kelas U-67. Hal tersebut dilakukan setelah mendapatkan saran dari sang pelatih.
Pindah kelas dalam olahraga beladiri pun termasuk hal yang wajar karena berkaitan dengan peluang dan peta kekuatan lawan.
"Di kelas 67, naik. Ngikutin saran dari pelatih, mungkin dilihat dari peluang, karena kalau nurunin terus lemes juga di 53 (kilogram). Jadi akhirnya dinaikin, mungkin karena melihat psotur," tutur Permata.