PBSI Optimis Jaga Tradisi Emas di Olimpiae Paris 2024, Belajar dari Greysia/Apriyani di Tokyo 2020
Di tengah merosotnya prestasi badminton Indonesia, PBSI masih optimis jaga tradisi emas di Olimpiade Paris 2024.
Penulis: Niken Thalia
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
TRIBUNNEWS.COM - Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) tetap optimis demi jaga tradisi medali emas di tengah merosotnya prestasi badminton Indonesia.
Sekretaris Jenderal PBSI Seluruh Indonesia, M Fadil Imran menuturkan bahwa tetap ditargetkan torehan medali emas dari kontingen Indonesia nanti di Paris.
Penetapan target tersebut melihat dari prestasi ciamik yang dibukukan oleh Greysia Polii/Apriyani Rahayu di Olimpiade Tokyo 2020.
"Target pasti setinggi mungkin untuk meraih medali," buka Fadil dilansir djarumbadminton.
"Berapa emas yang diperoleh? Saya tidak bisa (menjamin) kuantitas. Saya hanya bisa menjamin akan semaksimal mungkin jaga tradisi emas," katanya menambahkan.
Greysia/Apriyani yang dijadikan sebagai patokan tersebut dikarenakan di balik performa yang merosot di akhir tahun 2019 lalu.
Namun nyatanya, Greysia/Apriyani berhasil tembus Olimpiade dan membuat kejutan di Tokyo 2020.
Pasangan tersebut berhasil mengalahkan jagoan China Chen Qing Cheng/Jia Yi Fan di babak final.
Padahal Greysia/Apriyani saat itu sama sekali tak diunggulkan untuk meraih medali emas.
Beda jauh dengan Marcus Gideon/Kevin Sanjaya yang diunggulkan lantaran sebagai ranking 1 dunia malah berujung gagal.
Sama halnya dari kubu ganda campuran, Zheng Siwei/Huang Yaqiong yang digadang-gadang jadi peraih medali emas keok di final.
Menariknya Zheng/Huang justru dikalahkan kompatriotnya sendiri yaitu Wang Yilyu/Huang Dongping.
Dari rentetan hasil tersebut, Fadil menganggap bahwa di Olimpiade pasti akan ada kejutan.
Baca juga: Erick Thohir Bakal Berikan Bonus Terbesar dalam Sejarah, Jika Timnas Indonesia Lolos Olimpiade 2024
Untuk kasus saat ini, Indonesia masih membuka peluang di empat nomor yang akan jadi kandidat peraih emas.
Dari empat sektor, Fadil tidak mengunggulkan ganda campuran lantaran levelnya masih terlalu jauh untuk meraih emas.
"Olimpiade selalu membawa kejutan. Siapa sangka Kevin (Sanjaya Sukamuljo) dan Marcus (Gideon) gagal di puncak mereka."
"Malah Greysia (Polii) dan Apri (Rahayu) yang meraih emas."
"Kalau saya melihat peluang itu ada di empat nomor, kecuali ganda campuran itu kita agak jauh," tukasnya.
Optimisme Fadil sejatinya juga diiringi kans dari beberapa wakil andalan yang masih menjaga asa untuk lolos Olimpiade.
Dilihat dari ranking kualifikasi Olimpiade, di tunggal putra masih ada Anthony Ginting dan Jonatan Christie.
Dari tunggal dan ganda putri tampaknya mengandalkan Gregoria Mariska dan Apriyani Rahayu/Siti Fadia.
Sementara dari ganda putra Fajar Alfian/Rian Ardianto masih jadi unggulan pertama.
Fajar/Rian masih menunggu teman untuk lolos Olimpiade yaitu antara Bagas Maulana/Shohibul Fikri, Leo Carnando/Daniel Marthin, atau pasangan senior Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan.
Untuk sekadar informasi, kualifikasi Olimpiade segera ditututp pada 28 April mendatang dan diumumkan dua hari setelahnya.
Sisa turnamen yang akan dihadapi oleh wakil Indonesia yang tengah berjuang ke Olimpiade yaitu di tur Eropa.
Satu di antaranya ada All England yang bakal jadi panggung perebutan poin Ginting dan kolega.
Daftar Turnamen Sisa Jelang Penutupan Kualifikasi Olimpiade Paris 2024
Bulan Maret
- French Open 2024 (Super 750): 5-10 Maret 2024
- Orleans Masters 2024 (Super 300): 12-17 Maret 2024
- All England 2024 (Super 1000): 12-17 Maret 2024
- Swiss Open 2024 (Super 300): 19-24 Maret 2024
- China Masters 2024 (Super 100): 19-24 Maret 2024
- Spain Masters 2024 9Super 300): 26-31 Maret 2024
Bulan April
- Badminton Asia Championships 2024: 9-14 April 2024
(Tribunnews.com/Niken)