Profil Ricky Soebagdja, Kabid Binpres Baru PBSI, Berstatus Legenda Badminton Indonesia
Ricky Soebagdja seorang legenda badminton Indonesia memegang jabatan sebagai Kabid Binpres PBSI setelah Rionny Mainaky diberhentikan.
Penulis: Niken Thalia
Editor: Drajat Sugiri
TRIBUNNEWS.COM - Profil Ricky Soebagdja ditunjuk sebagai Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) PBSI yang baru jelang penutupan kualifikasi Olimpiade Paris 2024 bulan April nanti.
Perubahan di jajaran pengurus PBSI ini mengingat Rionny Mainaky yang sebelumnya memegang posisi tersebut, memilih fokus untuk menjadi pelatih kepala jelang Olimpiade Paris 2024.
Nama Ricky Soebagdja sejatinya tak asing di dunia bulu tangkis. Sebab Ricky adalah seorang legenda badminton Indonesia.
Prestasi yang dimiliki Ricky amat ciamik tatkala berpasangan dengan Rexy Mainaky di sektor ganda putra pada jamannya.
Merangkum BWF, kiprah Ricky/Rexy mengesankan ketika tampil di kejuaraan-kejuaraan major badminton dunia.
Mulai dari Asian Games, Juara Dunia, hingga Olimpiade Atlanta pada tahun 1996 silam.
Kiprahnya yang menawan selama menjadi atlet, membuat Ricky mendapat mandat untuk masuk dalam jajaran pengurus PBSI.
Dia sudah pernah masuk dalam era kepengurusan Gita Wirjawan memegang posisi Kasubid Pelatnas PBSI.
Kemudian juga pernah menjadi Kasubid Humat saat PBSI di era Wiranto pada tahun 2016 hingga 2020.
Di era Agung Firman pada edisi tahun 2020-2024, Ricky Soebagdja juga didaftarkan sebagai Kasubid Pengembangan Prestasi Daerah.
Kini setelah Rionny Mainaky diberhentikan sebelum masa jabatan usai, Ricky Soebagdja ditunjuk untuk menggantikannya.
Setelah ini diharapkan ada perubahan prestasi di badminton Indonesia setelah sempat memble sejak tahun 2023.
Baca juga: Ganti Pengurus PBSI: Ricky Soebagdja Jadi Kabid Binpres, Rionny Mainaky Fokus ke Olimpiade
Terlebih sejak ketika pembukaan pengumpulan poin kualifikasi Olimpiade Paris 2024 dimulai tahun 2023 lalu, prestasi Anthony Ginting dan kolega menurun.
Oleh karena itu, diharapkan dengan durasi waktu yang kian mepet, Ricky bisa memberikan efek manis.
Apalagi mengingat tenggat waktu perebutan poin kualifikasi Olimpiade Paris 2024 berakhir pada tanggal 28 April.
Lalu dua hari setelahnya, BWF mengumumkan wakil-wakil yang resmi lolos ke Olimpiade Paris 2024.
Daftar Turnamen Sisa Jelang Penutupan Kualifikasi Olimpiade Paris 2024
Bulan Maret
- French Open 2024 (Super 750): 5-10 Maret 2024
- Orleans Masters 2024 (Super 300): 12-17 Maret 2024
- All England 2024 (Super 1000): 12-17 Maret 2024
- Swiss Open 2024 (Super 300): 19-24 Maret 2024
- China Masters 2024 (Super 100): 19-24 Maret 2024
- Spain Masters 2024 9Super 300): 26-31 Maret 2024
Bulan April
- Badminton Asia Championships 2024: 9-14 April 2024
Optimisme PBSI Jaga Tradisi Emas
PBSI tetap optimis demi jaga tradisi medali emas di tengah merosotnya prestasi badminton Indonesia.
Sekretaris Jenderal PBSI Seluruh Indonesia, M Fadil Imran menuturkan bahwa tetap ditargetkan torehan medali emas dari kontingen Indonesia nanti di Paris.
Penetapan target tersebut melihat dari prestasi ciamik yang dibukukan oleh Greysia Polii/Apriyani Rahayu di Olimpiade Tokyo 2020.
"Target pasti setinggi mungkin untuk meraih medali," buka Fadil dilansir djarumbadminton.
"Berapa emas yang diperoleh? Saya tidak bisa (menjamin) kuantitas. Saya hanya bisa menjamin akan semaksimal mungkin jaga tradisi emas," katanya menambahkan.
Greysia/Apriyani yang dijadikan sebagai patokan tersebut dikarenakan di balik performa yang merosot di akhir tahun 2019 lalu.
Baca juga: Dorong Lebih Banyak Atlet Tembus Olimpiade Paris, Dito Minta Cabor Tak Sungkan Ngadu ke Menpora
Namun nyatanya, Greysia/Apriyani berhasil tembus Olimpiade dan membuat kejutan di Tokyo 2020.
Pasangan tersebut berhasil mengalahkan jagoan China Chen Qing Cheng/Jia Yi Fan di babak final.
Padahal Greysia/Apriyani saat itu sama sekali tak diunggulkan untuk meraih medali emas.
Beda jauh dengan Marcus Gideon/Kevin Sanjaya yang diunggulkan lantaran sebagai ranking 1 dunia malah berujung gagal.
Sama halnya dari kubu ganda campuran, Zheng Siwei/Huang Yaqiong yang digadang-gadang jadi peraih medali emas keok di final.
Menariknya Zheng/Huang justru dikalahkan kompatriotnya sendiri yaitu Wang Yilyu/Huang Dongping.
Dari rentetan hasil tersebut, Fadil menganggap bahwa di Olimpiade pasti akan ada kejutan.
(Tribunnews.com/Niken)