Perjuangan Antiklimaks Bagas/Fikri di All England 2024, Jagoan Malaysia Selalu Jadi Momok
Jagoan Malaysia selalu jadi momok Bagas/Fikri, bikin perjuangan keduanya antiklimaks di perempat final All England 2024.
Penulis: Niken Thalia
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Perjuangan Bagas Maulana/Shohibul Fikri perempat final All England 2024 antiklimaks setelah mengalahkan ranking 1 dunia, Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty (India), Sabtu (16/3/2024).
Jagoan Malaysia, Aaron Chia/Soh Wooi Yik lagi-lagi jadi momok bagi Bagas/Fikri sejak tahun 2023 lalu, dan kini jadi penjegal lagi di All England 2024.
Selalu tertekan ketika jumpa Chia/Soh, Bagas/Fikri kembali harus mengakui keunggulan lawan di perempat final All England 2024 lantaran berhasil menang dua gim langsung 14-21, 11-21.
Hasil pahit di All England 2024 sekaligus memperpanjang rekor buruk Bagas/Fikri ketika jumpa utusan Malaysia.
Di pertemuan terakhir saja, Bagas/Fikri yang membuka kans untuk juara di Denmark Open 2023 harus ambyar di partai final.
Pasalnya Bakri - julukan Bagas/Fikri, dikalahkan oleh Chia/Soh lewat dua gim langsung.
Dengan kekalahan di final Denmark Open 2023, Bagas/Fikri seolah pembuka jalan bagi Chia/Soh untuk mendapat gelar BWF World Tour pertamanya sepanjang sejarah.
Hal ini dikarenakan memang Bagas/Fikri bak mati kutu ketika berhadapan dengan Chia/Soh.
Performanya sangat jomplang ketika amat gahar bersua unggulan-unggulan lainnya sebelum berhadapan dengan Chia/Soh.
Terbukti di rekor pertemuan kedua kubu, Bagas/Fikri selalu menelan kekalahan atas Chia/Soh dalam straight game.
Jelas sebuah rekor buruk yang wajib diperbaiki oleh Aryono Miranat agar bisa pecah telur atas anak didik Rexy Mainaky.
Rekor ini mirip seperti yang dialami kompatrionya Anthony Ginting ketika berhadapan dengan Viktor Axelsen (Denmark).
Tercatat dalam sebelas pertandingan beruntun, Ginting selalu kalah di tangan Axelsen baik dua maupun tiga gim.
Baca juga: Momen Viktor Axelsen Marah-marah saat Lawan Ginting di Perempat Final All England 2024
Anak asuh Irwansyah begitu kesulitan menemukan formula yang tepat untuk mengalahkan Axelsen.