Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Sport

YouTuber Korea yang Viral Ternyata Fans Megawati, Pernah Nonton Red Sparks hingga Dapat Tanda Tangan

Jiah, YouTuber Korea yang viral lantaran diajak "ngamar" oleh om-om botak asal Indonesia ternyata fans dari Megawati.

Penulis: Isnaini Nurdianti
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
zoom-in YouTuber Korea yang Viral Ternyata Fans Megawati, Pernah Nonton Red Sparks hingga Dapat Tanda Tangan
Kolase Tribunnews - Tangkap Layar YouTube Jiah dan Instagram resmi @cookie.jiah
Jiah, YouTuber Korea yang viral lantaran diajak "ngamar" oleh om-om botak asal Indonesia ternyata fans dari Megawati. 

Banyak netizen Indonesia yang sangat menyayangkan hal itu terjadi kepada Jiah.

Dan faktanya, sosok pria yang mengajak Jiah ke hotel merupakan Kepala Bandar Udara Sangia Nibandera, Kolaka Sulawesi Tenggara, yang bernama Asri Damuna.

Buntut video yang diunggah Jiah viral, Asri kini diperiksa oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI.

Hal tersebut dikonfirmasi oleh Juru Bicara Menteri Perhubungan, Adita Irawati.

"Saat ini sedang dilakukan pemeriksaan oleh pejabat yang berwenang di Kemenhub," katanya saat dihubungi Tribunnews.com, Jumat (10/5/2024).

Sebelumnya, Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Maria Kristi Endah Murni telah membenarkan, bahwa dalam video yang diunggah Jiah pada akun YouTubenya adalah Asri Domuna.

"Memang yang bersangkutan Kabandara Sangia Nibandera Kolaka, Sultra," ungkap Maria, saat dihubungi Tribunnews.com, Jumat (10/5/2024).

BERITA REKOMENDASI

Terkait dengan pemberian sanksi nanti, Maria mengatakan, pihaknya belum memiliki kapasitas untuk menerangkan hal tersebut.

Pasalnya, masih didalami latar belakang kejadian yang menyeret pejabat Kemenhub itu.

"Nanti saya kan info lagi dari hasil pemeriksaannya dulu, saya enggak bisa jawab kalau sekarang. Cuman yang periksa nanti bukan saya itu ada tugas dari tim kepegawaian. Sanksi dan sebagainya belum bisa jawab apa-apa," jelas Kristi.

"Sudah saya bilang benar (Asri Domuna), cuman detilnya kayak apa, kapan peristiwanya, ceritanya sebagainya perlu diselidiki diperiksa. Cuman kan supaya punya hak yang bersangkutan untuk jawab kayak apasih (kronologi)," pungkasnya.

(Tribunnews.com/Isnaini/Nitis Hawaroh)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas