Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Sport

Diusung Jadi Ketum PBSI 2024/2028, Fadil Imran Diharapkan Bisa Berdayakan Klub-Klub Badminton

Yacob pun sangat mengapresiasi langkah Fadil yang memperlihatkan kepeduliannya melalui kegiatan yang penuh sponsor di daerah.

Penulis: Abdul Majid
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Diusung Jadi Ketum PBSI 2024/2028, Fadil Imran Diharapkan Bisa Berdayakan Klub-Klub Badminton
tribunnews.com/abdul majid
Sekjen PP PBSI, Mohammad Fadil Imran saat menghadiri konferensi pers Indonesia Open 2022 di Istora Senayan, Jakarta, Senin (13/6/2022). 

Diusung Jadi Ketum PBSI 2024/2028, Fadil Imran Diharapkan Bisa Berdayakan Klub Badminton

Abdul Majid/Tribunnews.com

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Dukungan terhadap M Fadil Imran untuk menjadi Ketua Umum Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) semakin menguat.

Hingga Selasa (25/6/2024), sudah ada dukungan dari 29 pengurus PBSI daerah yang memiliki suara dalam Musyawarah Nasional (Munas) PBSI yang berlangsung 9-11 Agustus mendatang di Surabaya, Jawa Timur.

Dukungan juga mengalir dari mantan atlet dan pemilik klub badminton.

Seperti yang diungkapkan pemilik dan Ketua Umum Klub Suryanaga Surabaya Yacob Rusdianto.

Yacob mengatakan kiprah Fadil Imran sebagai Sekjen PBSI periode 2020-2024 sudah sangat terasa baginya.

"Kehidupan klub yang pasang surut sudah mulai membaik. Di Jawa Timur saja sudah banyak kegiatan yang melibatkan berbagai sponsor. Kegiatan ini yang menghidupkan klub-klub daerah. Saya dengar ini merupakan instruksi Pak Sekjen untuk menggairahkan daerah," ujar Yacob.

BERITA TERKAIT

Yacob bercerita klub pernah mengalami masa keemasan pada masa kepemimpinan PBSI dipegang oleh Tri Sutrisno (1985–1993).

Pada saat itu ada penghargaan berupa uang tunai kepada klub bila atlet binaan mereka meraih prestasi.

"Ketika itu, klub berlomba-lomba mencetak atlet berprestasi karena merasa jerih payah kami mendapat penghargaan yang layak. Klub seperti Suryanaga, Tangkas, atau SGS Bandung selalu bersaing menghasilkan atlet terbaik," ujar Yacob yang juga pernah menjabat sebagai Sekjen PBSI periode 2008-2012 pada masa kepemimpinan Ketum Djoko Santoso.

Namun pada 2013, PBSI menghapus aturan penghargaan kepada klub itu. Masa itu lah menjadi masa-masa kelam bagi klub badminton di Indonesia.

Menurut Yacob, mengelola klub badminton membutuhkan biaya yang besar. Maka pada saat itu hanya klub-klub memiliki sokongan dari perusahaan besar yang bisa bertahan hidup.

Yacob pun sangat mengapresiasi langkah Fadil yang memperlihatkan kepeduliannya melalui kegiatan yang penuh sponsor di daerah.

"Ini membuat gairah di daerah dan klub cukup terbantu untuk bangkit lagi," ujarnya.

Salah satu nilai tambah Yacob kepada Fadil adalah selain ia senang bermain badminton, Fadil juga melibatkan semua pihak dalam membentuk Tim Ad Hoc PBSI untuk Olimpiade Paris 2024.

"Fadil telah mengumpulkan semua pihak yang kompeten di bulutangkis menjadi sebuah kesatuan, menjadi Indonesia," tutupnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas