Turut Berduka atas Meninggalnya Zhang Zhi Jie, Gregoria Mariska Desak BWF Ubah Regulasi soal Medis
Turut berduka atas meninggalnya Zhang Zhi Jie, Gregoria mendesak BWF untuk mengubah regulasi terkait penanganan medis.
Penulis: Isnaini Nurdianti
Editor: Drajat Sugiri
“Jika memang yang dipertimbangkan saat kami minta medical treatment itu adalah (trik untuk delay game) tapi ngga dalam beberapa kejadian, termasuk ini. sedih banget,” tambahnya.
Baca juga: Jadwal Badminton Final Kejuaraan Asia Junior 2024: Indonesia Cuma Nonton, China vs Korea Selatan
PBSI Ungkap Penyebab Zhang Zhi Jie Meninggal
Di sisi lain, PBSI juga telah mengungkap soal kronologi hingga penyebab meninggalnya Zhang Zhi Jie.
Broto Happy selaku perwakilan PBSI menerangkan bagaimana tim media mencoba melakukan penyelamatan pertama terhadap Zhang Zhi Jie.
Menurut Broto Happy, Zhang Zhi Jie langsung dilarikan ke rumah sakit setelah mengalami penurunan kesadaran saat di lapangan.
Sesampai di RSPAU Dr. S. Hardjolukito, Zhang Zhi Jie menunjukkan kondisi kurang baik.
Pasalnya tidak ada napas hingga nadi yang terdeteksi.
Percobaan penolongan medis pertama dari CPR hingga kejut jantung dilakukan selama tiga jam.
"Tim medis sudah melakukan pemeriksaan awal dan pertolongan awal. Korban mengalami penurunan kesadaran dan langsung dibawa ke RSPAU Dr. S. Hardjolukito," terang Broto Happy dalam konferensi pers yang tayang live di Instagram @badminton.ina pada Senin (1/7/2024).
"Sesampai di RSPAU Dr. S. Hardjolukito korban hilang nadi dan tidak ada napas sehingga dilakukan prosedur pertolongan medis CPR disertai alat bantu napas selama tiga jam."
"Korban menunjukkan tidak ada napas spontan dan mulai menunjukkan tanda kematian sekunder."
"Ada permintaan dari oficial tim China agar korban ditransfer (dirujuk) ke RSUP Dr Sardjito untuk kemungkinan dilakukan perawatan lebih lanjut," tambahnya.
Namun saat diterima pihak RSUP Dr Sardjito, kondisi Zhang Zhi Jie tak membaik.
Bahkan setelah pertolongan yang dilakukan, kondisi Zhang tetap sama.
"Korban tiba di UGD RSUP Dr Sardjito dalam kondisi tidak ada napas, tidak ada nadi, disertai dengan tanda kematian sekunder."