Timbulkan Perpecahan di Italia, Duet Marc Marquez-Pecco Bagnaia Bentuk Nafsu Ducati Rajai MotoGP
Transfer Marc marquez ke Ducati menimbulkan perpecahan di Italia. Duet Marquez dengan Pecco Bagnaia bentuk dari nafsu Ducati rajai MotoGP
Penulis: Drajat Sugiri
Editor: Dwi Setiawan
TRIBUNNEWS.COM - Transfer Marc Marquez ke Ducati Lenovo Team untuk MotoGP 2025, merupakan visual dari bentuk nafsu pabrikan Borgo Panigale tersebut. Ducati berambisi untuk mendominasi MotoGP saat ini hingga beberapa musim ke depan.
Direktur Balap Ducati, Gigi Dall’Igna, berbicara soal duet Marc Marquez dengan Francesco Bagnaia di MotoGP 2025.
Dia terang-terangan mengakui bahwa duet Marc Marquez dan Francesco Bagnaia lahir dari nafsu juara timnya.
Seperti diketahui, Marquez dipastikan akan bertandem dengan Bagnaia membela Ducati Lenovo di MotoGP 2025. Marquez menggantikan peran Enea Bastianini yang hengkang ke KTM Tech3.
Di sisi lain, ada harga mahal yang harus dibayar Tim Merah Italia ketika harus memenuhi nafsunya merajai MotoGP.
Beberapa pembalap muda bertalenta seperti Jorge Martin dan Marco Bezzecchi endingnya memutuskan meninggalkan tim yang bermitra dengan Ducati.
Selain itu, second team Ducati, Pramac Prima Racing yang menjalin kemitraan dalam dua dekade terakhir, juga ikut-ikutan cabut. Tim pimpinan Paolo Campinoti itu memilih untuk bekerjasama dengan Yamaha mulai MotoGP 2025.
Tak cukup sampai di situ, publik Italia dibuat geram akan keputusan pabrikan yang dinaungi Audi tersebut. Bagaimana tidak, berkaca dari riwayat perselisihan dengan Valentino Rossi, Marquez jelas bukan pembalap yang namanya di elu-elukan di Italia.
Justru sebaliknya. Tak heran jika Ducati mendapatkan kecaman keras atas penandatanganan MM93.
Dall’Igna mengungkapkan alasan utama Ducati Lenovo menduetkan MM93 dengan FB63. Dia tak memungkiri, nafsu Ducati untuk selalu menjadi juara adalah alasan utama di balik penandatanganan Marc Marquez.
“Tujuan kami adalah memiliki juara lain di tim yang bisa memenangkan kejuaraan dunia,” kata Dall’Igna, dikutip dari laman Speedweek.
“Kami sekarang telah sampai pada titik ini dan penting untuk memiliki dua pembalap yang bisa memenangkan kejuaraan."
"Seperti yang pernah dikatakan Max Biaggi, balap motor bukanlah konser musik klasik. Banyak hal bisa terjadi, terutama dengan peraturan baru, balapan sprint, dan hal lainnya,” sambungnya.
Baca juga: Sahabat Jorge Martin Tuduh Marc Marquez Penipu, Pernah Kalah Saing soal Asmara dari MM93
Lebih lanjut, Dall’Igna tidak ingin Ducati Lenovo kehilangan momentum seperti ketika Bastianini masih berada dalam tim.