Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Sport

Gregoria Mariska Tembus Semifinal, Tradisi Medali Olimpiade Indonesia Masih Bisa Diselamatkan

Tradisi medali Olimpiade yang selama ini diraih Indonesia masih bisa diselamatkan setelah Gregoria Mariska lolos ke semifinal Olimpiade Paris 2024.

Penulis: Dwi Setiawan
Editor: Drajat Sugiri
zoom-in Gregoria Mariska Tembus Semifinal, Tradisi Medali Olimpiade Indonesia Masih Bisa Diselamatkan
AFP/ARUN SANKAR
Pebulu tangkis tunggal putri Indonesia Gregoria Mariska Tunjung melakukan pukulan ke arah pebulu tangkis Thailand Ratchanok Intanon dalam pertandingan perempat final bulu tangkis tunggal putri Olimpiade Paris 2024 di Porte de la Chapelle Arena di Paris pada 3 Agustus 2024. (Photo by Arun SANKAR / AFP) 

Cabor badminton dapat dikatakan menjadi cabang yang paling sering menyumbangkan medali bagi Indonesia.

Tercatat sejak Olimpiade Barcelona 1992 hingga Olimpiade Tokyo 2020, hanya ada satu edisi saja di mana Indonesia gagal meraih medali sama sekali.

Dan momen pilu terjadi saat Olimpiade London 2012 yang menjadi panggung kejayaan badminton China.

Dikala China mampu menyapu bersih semua raihan medali emas dari lima sektor berbeda.

Kontingen bulu tangkis Indonesia harus tertunduk lesu lantaran tidak ada satu wakilnya yang meraih medali.

Hal ini dikarenakan tidak ada satupun wakil Indonesia yang berhasil lolos dalam perebutan medali.

Selain Olimpiade London 2012, Indonesia setidaknya mampu membawa minimal satu medali emas setiap kali pulang dari Olimpiade.

Susi Susanti saat memenangkan medali emas Olimpiade Barcelona 1992.
Susi Susanti saat memenangkan medali emas Olimpiade Barcelona 1992. (BWF)
Berita Rekomendasi

Pada 1992 di Olimpiade Barcelona, kontingen Indonesia khususnya cabor bulu tangkis meraih kejayaan tak terlupakan.

Lima medali berhasil dimenangkan kontingen bulu tangkis Indonesia di Olimpiade 1992 silam.

Susi Susanti, Alan Budi Kusuma, Ardy Wiranata, Hermawan Susanto dan Eddy Hartono/Tony Gunawan kompak membawa pulang medali.

Tren medali Indonesia berlanjut pada tiga edisi berikutnya mulai Olimpiade Atlanta 1996, Sydney 2000 dan Athena 2004.

Di Olimpiade Atlanta 1996, Indonesia membawa pulang empat medali yang keseluruhan berasal dari cabor badminton.

Podium juara tunggal putra Olimpiade Athena 2004: Shon Seung-Mo, Taufik Hidayat (tengah), dan Sony Dwi Kuncoro
Podium juara tunggal putra Olimpiade Athena 2004: Shon Seung-Mo, Taufik Hidayat (tengah), dan Sony Dwi Kuncoro (instagram/thebadmitonpost)

Empat tahun berselang, enam medali berhasil dikantongi Indonesia dari Olimpiade Sydney 2000, termasuk tiga dari badminton.

Di Olimpiade Athena 2004, Indonesia kembali membawa pulang empat medali, tiga diantara dari cabor badminton lagi.

Di Olimpiade Beijing, pasangan Markis Kido/Hendra Setiawan jadi tokoh peraih medali emas Indonesia.

Setelah gagal meraih medali emas di Olimpiade London, Indonesia membawa pulang medali emas dari Olimpiade Rio 2016 dan Olimpiade Tokyo 2020.

Kini dengan lolosnya Jorji ke semifinal Olimpiade Paris 2024 membuat tradisi medali Indonesia terjaga dari cabor badminton.

(Tribunnews.com/Dwi Setiawan)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas