Cerita Perjuangan Eko Yuli di Olimpiade: Nyeri Cedera Menggila, Semprotan Painkiller Tak Mempan
Di Olimpiade kelima baginya ini, Eko gagal menyumbangkan medali gara-gara cedera yang nyerinya menggila saat tampil
Penulis: Abdul Majid
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Cerita Perjuangan Eko Yuli di Olimpiade Paris: Nyeri Cedera Menggila, Semprotan Painkiller Pun Tak Mempan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Atlet angkat besi kebanggaan Indonesia, Eko Yuli Irawan telah menuntaskan penampilannya di Olimpiade 2024 Paris.
Di Olimpiade kelima baginya ini, Eko gagal menyumbangkan medali.
Eko Yuli yang turun pada nomor 61 kg mencatatkan angkatan snatch 135 kg. Sedangkan angkatan clean and jerk gagal dalam tiga kali percobaan.
"Terima kasih atas dukungan selama ini, hasil dari Olimpiade Paris belum mendapatkan medali,” ujar Eko saat tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Sabtu (10/8/2-24).
Lifter 35 tahun itu menceritakan situasinya saat pertandingan berlangsung.
Eko sebetulnya dalam kondisi yang tidak baik-baik saja. Dia dibekap cedera dan keadaan itu jelas mengganggunya.
"Saya dalam kondisi yang tidak prima. Cedera satu bulan sebelum pertandingan, paha kanan bermasalah,” ungkapnya.
Saat berjuang di Olimpiade Paris, Eko mencoba fokus dan menahan rasa sakit cederanya.
Segala upaya terus dilakukan, termasuk semprotan pereda nyeri. Harapannya agar cederanya itu tidak terasa saat bertanding.
Pada angkatan snatch, Eko mencatatkan 135 kg setelah tiga kali percobaan. Dia sempat mengangkat 139 kg, tapi dianggap gagal oleh juri.
Kemudian pada angkatan clean and jerk, Eko tak berhasil dalam tiga kali percobaannya. Dua kali di angka 162 kg dan sekali di angka 165 kg.
Cedera itu sangat dirasakan pada momen ini. Begitu luar biasanya nyeri cedera itu sampai-sampai semprotan painkiller tidak ampuh menghalau rasa sakit.
"Sudah pakai semprotan biar tidak terasa. Sudah dipaksakan juga, tapi tidak bisa. (Cedera) benar-benar terasa itu di clean and jerk sejak percobaan pertama, dari jongkok ke berdirinya itu masalah,” kata peraih empat medali Olimpiade edisi sebelumnya itu.
Meski gagal meraih medali, Eko mengaku sudah berlapang dada.
Setelah ini dirinya mengatakan ingin fokus dalam pemulihan cederanya sembari memikirkan akan turun kembali atau pensiun menjadi atlet angkat besi.
"Rasa kecewa pasti ada ya karena tidak mendapatkan medali. Saya sudah usaha keras, tapi belum berhasil. Kondisi tidak memungkinkan dan harus diterima. Sekarang ini fokus penyembuhan dan pemulihan,” pungkasnya.
#Olimpiade Paris 2024
Halaman ini menampilkan tulisan khusus dengan topik Olimpiade Paris 2024, dapatkan update perkembangan seputar Olimpiade di TribunNews.