Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Sport

Momentum An Se-young Terhenti, Musuh Besar si Anak Ajaib Ada di Sisi yang Sama

An Se-young belum berhasil melanjutkan momentum meraih medali emas Olimpiade dengan gagal juara di turnamen Denmark Open 2024.

Penulis: Guruh Putra Tama
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
zoom-in Momentum An Se-young Terhenti, Musuh Besar si Anak Ajaib Ada di Sisi yang Sama
Instagram @official_bka
Ekspresi tunggal putri no 1 dunia, An Se-young (Korea) saat merayakan kemenangannya atas Akane Yamaguchi (Jepang) di perempat final Olimpiade Paris 2024. 

TRIBUNNEWS.COM - Status unggulan pertama yang disandang An Se-young saat tampil di Denmark Open 2024 ternyata tak menjamin kenyataan yang sejalan.

An Se-young mesti merelakan medali tertinggi Denmark Open 2024 melayang dari genggaman setelah kalah di babak final.

Kekalahan An Se-young di final Denmark Open sekaligus menjadi tanda momentum yang ada di sisi wakil Korea Selatan ini terhenti.

Sebenarnya hal itu bisa sedikit dimaklumi lantaran An Se-young mengambil rehat setelah memenangkan medali emas Olimpiade lalu.

Tepatnya selama dua bulan ia menepi dari laga kompetitif bulu tangkis dunia.

Ia baru kembali atau comeback saat berlaga di ajang Denmark Open ini.

Setelah beragam masalah yang menerpa, kembali bermain di atas lapangan bulu tangkis menjadi hal yang tak terlalu mulus baginya.

Berita Rekomendasi

Penggemar badminton sekiranya terkejut dengan interaksi yang terjadi antara pebulu tangkis berjuluk si Anak Ajaib ini dengan pelatihnya.

Se-young seperti menganggap arahan sang pelatih seperti angin lalu.

Baca juga: Update Ranking BWF 2024: An Se-young Kembali ke Singgasana, Takhta Chen/Jia Ambyar

Tunggal putri no 1 dunia asal Korea, An Se-young ketika melakukan konferensi pers saat mengarungi gelaran Olimpiade Paris 2024.
Tunggal putri no 1 dunia asal Korea, An Se-young ketika melakukan konferensi pers saat mengarungi gelaran Olimpiade Paris 2024. (Instagram @official_bka)

Tak ada interaksi berarti dari kedua kubu seraya kamera pertandingan menyorot saat interval gim.

Hal tersebut terus terjadi hingga babak final.

Dengan atmosfer yang masih belum reda, musuh terbesar An Se-young bukanlah lawan yang ada di seberang net.

Ia dan sang pelatih yang notabene mewakili BKA (Federasi Badminton Korea) mesti mencari jalan tengah untuk tetap mendapatkan hasil maksimal di tengah konflik.

Memang tak mudah merumuskan sesuatu untuk keluar dari situasi pelik tersebut.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas