Komentar Ko Hee-jin setelah Red Sparks Telan Kekalahan Pertama di Liga Voli Korea
Pelatih Red Sparks Ko Hee-jin menyoroti kekalahan pertama yang dialami timnya di Liga Voli Korea saat melawan IBK Altos.
Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
TRIBUNNEWS.COM - Pelatih Red Sparks Ko Hee-jin menyoroti kekalahan pertama yang dialami timnya di Liga Voli Korea pada Rabu (30/10/2024).
Red Sparks yang sebelumnya dijagokan sebagai kandidat kuat juara ini menelan kekalahan pertama setelah dua kemenangan awal musim.
Dalam laga kandang melawan IBK Altos di Daejeon Chungmu Gymnasium, Red Sparks harus mengakui kekalahan tipis 2-3 (13-25, 25-23, 25-18, 22-25, 10-15).
Meski tampil buruk di set pertama dengan hanya mencetak 13 poin, Jeonggwanjang berhasil bangkit di set kedua dan ketiga.
Kemenangan di set ketiga membuat mereka tampak akan meraih kemenangan comeback.
Namun, di set keempat, mereka gagal mempertahankan momentum dan terpaksa melanjutkan pertandingan ke set kelima, di mana mereka kembali goyah dan akhirnya menyerah.
Baca juga: Klasemen Liga Voli Putri Korea Hari Ini: Red Sparks Naik ke Posisi 2, Megawati Raih 60 Poin
Mengutip Sportschosun, dalam laga itu Vanja Bukilic tampil cukup baik dengan mencetak 25 poin dan 39,2 persen tingkat keberhasilan serangan.
Namun, pevoli Indonesia Megawati Hangestri hanya mampu mencetak 18 poin dengan keberhasilan serangan sebesar 32,6 persen.
Pemain lain, Pyo Seung-joo, juga mengalami penurunan performa, dengan tingkat keberhasilan hanya 22,9 persen, dan tim secara keseluruhan hanya mencatatkan 33,3% tingkat keberhasilan serangan.
Kekalahan ini jelas bukan disebabkan oleh kelelahan pemain, mengingat jadwal mereka cukup longgar.
Setelah menang 3-0 melawan GS Caltex pada 20 Oktober di laga pembuka, Red Sparks mendapat jeda empat hari sebelum menang tipis 3-2 melawan AI Pepper Savings Bank pada 25 Oktober.
Dengan empat hari istirahat lagi sebelum pertandingan ini, para pemain justru tampak tampil lamban dan tidak maksimal.
Pelatih Ko Hee-jin mengakui bahwa tidak hanya satu atau dua pemain yang tampil kurang maksimal, melainkan seluruh tim.
"Kalau hanya satu atau dua pemain yang tampil buruk, mungkin tidak masalah. Tapi kalau seluruh tim terganggu, performa jadi sangat buruk," ujarnya, dikutip dari Sports Chosun.