BWF Perbarui Aturan Penanganan Darurat untuk Atlet, Dokter Bisa Masuk ke Lapangan Tanpa Tunggu Wasit
Dalam kasus dugaan serangan jantung atau gegar otak yang menyebabkan pingsan, dokter turnamen kini bisa langsung turun ke lapangan.
Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) akhirnya memperbarui protokol penanganan medis dalam turnamen BWF.
Dalam kasus dugaan serangan jantung atau gegar otak yang menyebabkan pingsan, dokter turnamen kini bisa langsung turun ke lapangan tanpa menunggu perintah wasit untuk memberikan pertolongan pertama.
Perubahan ini tertuang pada Section 4.1.1. Instructions to Technical Officials (ITTO) dan akan segera mulai berlaku setelah mendapat persetujuan dari Dewan BWF.
Pembaruan ini didorong oleh tragedi meninggalnya pemain muda China, Zhang Zhi Jie, saat Kejuaraan Junior Asia (AJC) di Yogyakarta pada Juli lalu.
Untuk diingat, tunggal putra China Zhang Zhi Jie terlambat mendapat bantuan medis hingga menyebabkan meninggal dunia dalam perjalanan ke rumah sakit.
Pada saat itu, regulasi yang berlaku menyatakan bahwa wewenang terkait penanganan atlet berada pada referee, menyebabkan proses berbelit dan keterlambatan penanganan pada kasus darurat.
Setelah tragedi yang menimpa Zhang Zhi Jie di Kejuaraan Junior Asia 2024 di Yogyakarta, kebijakan ini ditinjau ulang dan mendapat dukungan penuh setelah konsultasi dengan pihak-pihak terkait.
Baca juga: Shi Yu Qi Sayangkan Insiden Meninggalnya Zhang Zhi Jie, Kritik Wasit dan Tim Medis
Akhirnya, peraturan penanganan medis yang baru disetujui oleh Dewan BWF pada 9 November.
"Dokter Turnamen sekarang diperbolehkan memasuki lapangan tanpa arahan wasit jika terjadi dugaan serangan jantung atau dugaan gegar otak disertai pingsan," tulis BWF dalam pernyataannya.
"BWF tetap berkomitmen untuk melindungi kesehatan dan kesejahteraan semua pemain dan telah memulai proses untuk mempertimbangkan kemungkinan protokol dan alat pertolongan pertama tambahan untuk diterapkan di turnamen, ditambah pedoman untuk pendidikan pertolongan pertama bagi personel turnamen."
"BWF juga mendorong seluruh anggotanya untuk melakukan pemantauan kesehatan secara berkala terhadap para pemain di struktur performa tinggi mereka sebagai tindakan pencegahan yang proaktif," terang BWF.
Selain memperbarui tentang penanganan dokter turnamen, BWF dalam keteranganya juga menyampaikan mengenai adanya revisi aturan penggunaan semprotan pereda nyeri.
Sebelumnya, pemain diizinkan menggunakan semprotan dingin satu kali per pertandingan, yang diberikan oleh dokter turnamen.
Namun kini tindakan untuk penyemprotan dingin kepada pemain per pertandingan yang disediakan oleh Dokter Turnamen, dihilangkan.
Baca juga: Update Ranking BWF Pasca-Japan Masters 2024: Jorji Ajek, Fajar/Rian Naik Satu Tangga
Sekarang, semprotan dingin hanya dapat digunakan selama interval, yang diterapkan oleh pemain itu sendiri atau staf medis tim.
"Pemain masih dapat menggunakan semprotan dingin pada diri mereka sendiri (atau oleh anggota staf medis tim) tetapi hanya pada interval tertentu," terang BWF.
Untuk memaksimalkan waktu perawatan dan agar siap bermain di akhir interval, pemain harus proaktif dalam mengajukan permintaan perawatan.
Misalnya, memberi tahu pelatih tentang niat mereka untuk mencari perawatan selama interval agar permainan tidak tertunda.
Dengan pembaruan ini, BWF berhadap respons darurat untuk memastikan keselamatan pemain dapat dilakukan namun juga tetao mempertahankan integritas jalannya pertandingan.
(Tribunnews.com/Tio)