Solusi untuk PBVSI Menjawab Kritik SBY, Status Megawati di Liga Voli Korea Menjadi Cermin
Case Megawati yang miliki batasan gaji di Liga Voli Korea dapat dicontoh oleh PBVSI untuk menjawab kritik SBY menyoal gonjang-ganjing tim Proliga 2025
Penulis: Drajat Sugiri
Editor: Pravitri Retno W
Hal ini juga tak lepas dari kacamata Susilo Bambang Yudhoyono.
"PBVSI patut menelaah apakah penurunan ini dikaitkan dengan biaya yang harus dikeluarkan oleh tiap klub. Kalau jumlahnya makin besar atau kelewat besar, saya kira klub yang ada sulit untuk membiayainya."
"Tidak semua klub memiliki kemampuan pembiayaan yang tinggi. Klub-klub yang dibentuk oleh BUMN tertentu, pasti memiliki batas anggaran yang bisa dikeluarkan."
Selain itu, PBVSI juga dirasa perlu menelaah menyoal gaji pevoli yang tampil di Proliga.
Sudah menjadi rahasia umum jika pevoli asing mempunyai 'bayaran' lebih tinggi ketimbang pevoli lokal di Proliga.
Terlebih dalam dua tahun terakhir, tim-tim Proliga mendatangkan amunisi asing yang berlabel 'Marquee Player' alias berlabel bintang dunia.
Meski secara nominal tidak disebut, namun pevoli asing di Proliga, khususnya tahun 2024, memiliki gaji yang sangat tinggi.
"Beredar luas pula bahwa salary atau gaji untuk pemain asing juga memiliki peningkatan yang sangat tajam, di luar kemampuan klub-klub yang ada di Tanah Air. Saya menyarankan agar PBVSI memikirkan adanya salary cap atau batas maksimal gaji bagi pemain asing."
"Gaji pemain asing yang sangat luar biasa besarnya menurut saya tidak tepat dan justru menimbulkan kesenjangan yang makin tinggi dengan gaji atlet lokal yang prestasinya juga tidak selalu kalah dengan atlet asing. Peningkatan gaji atlet asing yang tidak dibatasi ini, patut diduga menyebabkan demotivasi di kalangan klub bola voli di Tanah Air karena merasa tidak mampu lagi untuk bersaing di kancah Proliga."
Status Megawati di Liga Voli Korea Jadi Cermin
Salah satu kebijakan soal gaji pevoli dapat diambil dari Liga Voli Korea. Di mana opposite Timnas voli putri Indonesia, Megawati Hangestri Pertiwi, tengah berkarier bersama Red Sparks.
Federasi bola voli Korea (KOVO) memiliki batasan yang kuat untuk gaji pevoli asing, seperti yang dilaporkan Naver.
Ambil contoh Megawati yang merupakan pengisi kuota pemain asing Asia di Red Sparks.
Pada musim pertama yakni 2023/2024 di Negeri Ginseng, Megawati digaji Red Sparks Rp1,5 miliar. Nominal itu sudah menjadi patokan dari KOVO.
Pemain asing Asia manapun yang baru menjalani musim pertama di Liga Voli Korea akan peroleh jumlah gaji sama, tidak terkecuali yang berlabel bintang seperti Guedpard Pornpun.