Jakarta FC 1928 Lumat Aceh United 3-1
Pertarungan antara Jakarta FC 1928 melawan Aceh United berlangsung keras dan ketat. Namun, tuan rumah berhasil menjungkalkan tamunya 3-1
Editor: Toni Bramantoro
Gol Jakarta FC 1928 berlangsung cepat. Ketika pertandingan baru berjalan satu menit, penyerang muda San San berhasil menjebloskan bola ke gawang Aceh United, setelah terlebih dulu membentur badan pemain Aceh united.
Dua gol lainnya terjadi pada babak kedua, masing-masing oleh Emanuel de Porras pada menit ke-70, dan H. Bayou menit ke-90. Sedangkan gol balasan Aceh United dicetak Alain Nkong pada menit ke-21, melalui tendangan bebas.
Pertandingan dipimpin wasit asing asal Macedonia, Alexander Kovacevic, yang mengeluarkan lima kartu kuning dan satu kartu merah. Alain Nkong, yang menjadi pahlawan bagi Aceh United yang menerima kartu merah, pada menit-menit akhir babak kedua.
Menurut Hadi Basalamah, CEO Jakarta FC 1928, perubahan formasi dari 4-4-2 ke 4-3-3 yang diterapkan pelatih Bambang Nurdiansyah ternyata cukup jitu meredam formasi 4-1-4-1 yang dipasang pelatih Lionel Charbonnier.
"Perubahan formasi ini membuat pemain kami banyak menguasai inisiatif penyerangan, dan menguasai bola pada babak kedua," ungkap Hadi Basalamah setelah laga berakhir.
"Terus terang, kami tak ingin mengikuti irama permainan Aceh United yang berpusat pada pergerakan Pierre Njanka sebagai pemain bertahan energik. Karena itu, suplai bola Aceh United ke depan jadi macet. Terutama terjadi pada babak kedua," papar Hadi Basalamah.
Bahkan, masih menurut Hadi Basalamah, para pemain depannya masih terburu-buru dalam menyelesaikan sentuhan akhir di daerah pertahanan Aceh United.
"Berkali-kali De Porras, Ortiz, dan Bayou terburu-buru melakukan tembakan di daerah penalti lawan, sehingga banyak peluang emas terbuang. Jika sedikit sabar, kami bisa mencetak lebih banyak gol," Hadi menambahkan..
Sementara itu, Ari Wibowo mengatakan bahwa permainan Aceh United menurun pada babak kedua."Babak pertama masih berimbang, sehingga berakhir 1-1. Tapi, pada babak kedua stamina para pemain kami drop, dan banyak kehilangan bola, serta lengah dalam bertahan. Maka dua gol Jakarta FC 1928 bisa tercipta pada babak kedua," tukas CEO Aceh United yang mantan General Manager PSIS, Semarang ini.
Resep jitunya untuk meredam pergerakan penyerang Jakarta FC 1928 asal Argentina, Emanuel de Porras, juga gagal. "Ternyata De Porras malah bebas melakukan inisiatif serangan, dan membuat gol pada babak kedua. Meski golnya terjadi karena pemain belakang kami ragu-ragu bermain. Karena ada pemain Jakarta FC 1928 yang terkapar," Ari menambahkan. Sedangkan gol kedua pada injury time terjadi murni karena kelengahan pemain belakang yang lolos menjaga pergerakan H. Bayou.
Dengan hasil laga pekan ke-8 LPI ini, maka posisi Jakarta FC 1928 naik ke papan tengah dengan nilai sembilan (hasil 5 kali main, 2 kali menang, dan 3 kali seri). Sedangkan Aceh United masih terpuruk di papan bawah, dengan nilai 4. Dari 6 kali main, hasilnya sekali menang, sekali seri, dan empat kali kalah.