Real Mataram Kalah Kelas dari Persebaya 1927
Pelatih Real Maaram Jose Horacio Basualdo dengan jujur mengakui bahwa tim asuhannya kalah kelas dari tim asuhan Aji Santosa
Editor: Toni Bramantoro
Sepak bola negatif yaitu dengan cara bertahan total dihindari oleh Basualdo karena hal tersebut tidak mendidik bagi pemainnya yang sebagian besar masih muda. Dengan strategi bertahan dimungkinkan dapat menahan serangan gencar dari tim lawan dan mungkin mampu menahan seri.
Tetapi itu hanya untuk tujuan jangka pendek, yaitu tujuan untuk memperoleh angka semata. Dengan pilihan tetap bermain dengan strategi biasanya maka resiko untuk kalah lebih besar, namun untuk tujuan jangka panjang yaitu perkembangan tim dan individu pemain lebih tepat. Hal ini tentu menimbulkan pro dan kontra, namun ini pilihan yang telah diambil dengan resikonya.
Terkait dengan hal tersebut meskipun bermain dengan 10 pemain, Basualdo tetap menggunakan 2 penyerang. Tidak mengganti salah satu penyerang dengan pemain gelandang, Eko Wijayanto diganti penyerang yang lain Andrid Wibawa. Bahkan bek kiri Munir Nurcahyo diganti oleh Reza Aditya yang lebih berkarakter menyerang. Memang beresiko tinggi, hasilnya kebobolan 6 gol meskipun mampu membalas 2 gol. Sisi positifnya pertandingan tetap menarik ditonton, RMFC meskipun bermain 10 orang tetap berusaha menyerang.
Sampai dengan menit ke 30 babak pertama, sebelum terjadinya kartu merah, permainan agak berimbang meskipun ketinggalan 0 - 1. Secara umum meskipun memberi perlawanan namun permainan anak-anak Real tidak optimal. Umpan-umpan pendek yang menjadi ciri mereka tidak terlalu nampak.
Nampak para pemain belum bermain lepas, mungkin masih agak gugup. Terlepas dari masalah tersebut, tim lawan memang mengusai lapangan tengah. Andik Vermansyah dan Randi Irawan dari sisi sayap sering menaklukkan Bisri Mustaofa dan Munir Nurcahyo. Demikian pula Ali Machrus dan M. Zainal Abidin kalah duel dengan Taufik dan John Taskpor.