Real Madrid vs Barcelona, Momentum Mourinho
Jose Mourinho hanya memenangi satu pertandingan dalam tujuh laga El Clasico sejak menangani Real Madrid pada 2010 lalu.
Penulis: Husein Sanusi
Editor: Prawira
Ketahanan benteng pertahanan Madrid untuk menghadang laju serangan lawan juga sangat meyakinkan. Absennya Ricardo Carvalho terbuktii tak berdampak besar terhadap soliditas pertahanan. Madrid masih memiliki Sergio Ramos dan Pepe yang bisa berdiri sejajar di posisi senter bek.
Kualitas pemain kedua Madrid yang biasa jadi pemain pelapis juga sangat meyakinkan untuk menjadikan Madrid tim tangguh. Di situ ada mantan pemain terbaik dunia, Ricardo Kaka, Fabio Coentrao, Rapahel Varane, Nuri Sahin, dan Jose Callejon yang kualitasnya cukup mumpuni.
Dilihat sekilas nyaris tidak ada celah bisa dicela dari susunan pemain yang dimiliki Madrid. Los Merengues hampir bisa dikatakan tim yang ideal dengan mendekati kesempurnaan baik dari segi kualitas individu pemain maupun kolektivitas permainan.
Tapi Barcelona tetaplah Barcelona, tim yang sudah menghasilkan 11 gelar dalam tiga musim terakhir dengan faham sepakbola menggabungkan skill individu dan kolektivitas antar pemain. Blaugrana hingga saat ini masih menjadi tim terbaik dunia.
Meski berada di urutan kedua klasemen sementara La Liga di bawah Real Madrid, Barca tetaplah tim yang stabil. Mereka hanya sekali kalah dalam 15 laga La Liga dengan empat kali bermain seri dan 10 kali meraih kemenangan.
Sama seperti Madrid, musim ini mereka tidak banyak melakukan pembelian pemain kecuali menambah kekuatan di lini tengah dengan membeli Cesc Fabregas dan Alexi Sanchez. Pembelian dua pemain ini dinilai sangat tepat karena bisa menambah agresivitas serangan tim Catalan.
Perbedaan mendasar Madrid dan Barca terletak pada sosok Lionel Messi. Jika Madrid memiliki banyak pemain yang bisa jadi pencetak gol, Barca masih tetap menyandarkan nasibnya kepada sosok si bocah ajaib untuk urusan mencetak gol.
Messi saat ini telah mencetak 29 gol di semua kompetisi, menandakan pemain terbaik dunia itu masih sangat hebat. Sementara David Villa terlihat agak menurun, bahkan belakangan ia disoroti karena cukup lama absen tak mencetak gol.
Jika ada pemain lain yang diharapkan bisa jadi mesin gol Barca adalah Fabregas yang saat ini telah mengoleksi 10 gol. Selanjutnya, Xavi Hernandez, Pedro, dan Sanchez yang sudah menemukan ketajamannya.
Ada transformasi sistem permainan dilakukan Guardiola di awal musim ini. Pelatih tersukses dalam sejarah Barca itu terkadang mengubah formasi timnya dari 4-3-3 ke formasi 3-4-3.
Tapi diprediksi Guardiola tidak akan bereksperimen saat menghadapi Madrid. Ia kemungkinan akan kembali memakai 4-3-3 karena akan sangat riskan bermain dengan memasang hanya tiga pemain belakang melawan tim sekuat Madrid.
Terlepas dari soal teknis yang akan diterapkan kedua pelatih, laga Madrid kontra Barca selalu menjanjikan suguhan menarik bagi para penikmat sepakbola. Inilah pertandingan penuh gengsi dengan tensi tinggi yang tak hanya mempertaruhkan harga diri, tapi juga martabat dua suku berbeda dari satu bangsa.(Tribunnews.com/cen)
Liga Spanyol
Live on TVOne
Minggu (11/12) pukul 04.00 WIB