La Nyalla: Saya Capek Negosiasi dengan PSSI
La Nyalla Mahmud Matalitti, menanggapi rencana PSSI yang akan memanggil dirinya dan tiga mantan anggota Komite Eksekutif (Exco)
Penulis: Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM – Ketua Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia (KPSI) La Nyalla Mahmud Matalitti, menanggapi rencana PSSI yang akan memanggil dirinya dan tiga mantan anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, sebagai kelanjutan dari proses penyelesaian konflik sepak bola Indonesia.
"Pemanggilan saya fungsinya untuk apa? Kalau memang Djohar Arifin serius menyelesaikan konflik, harusnya mereka langsung membawa ke kongres seperti yang telah ditetapkan dalam kongres di Bali, dan juga tertuang dalam MoU," katanya saat dihubungi Tribunnews.com, Senin (17/12/2012).
Ketua Umum Kadin Jawa Timur itu menyampaikan kekecewaannya terhadap salah satu poin yang ditetapkan oleh PSSI dalam Kongres Luar Biasa (KLB) di Palangkaraya awal Desember.
Salah satu poin yang ditetapkan oleh PSSI adalah menyetujui serta menerima empat mantan exco PSSI, tetapi dengan syarat, harus memberikan permintaan maaf terlebih dahulu atas kesalahan yang telah dilakukan.
Padahal di dalam MOU yang telah disepakati antara PSSI dan KPSI serta disupervisi oleh AFC dan FIFA, ditetapkan bahwa PSSI harus mengembalikan keempat Exco terhukum tanpa syarat apapun.
Menyikapi hal ini, La Nyalla Mahmud Matalitti mengungkapkan, sampai mati dia tidak akan minta maaf. "Justru mereka (PSSI) yang harus meminta maaf kepada seluruh masyarakat sepakbola Indonesia. Mereka tidak melaksanakan dan menghargai hasil kongres di Bali dan MOU," tuturnya.
Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI juga menghasilkan keputusan mengejutkan yakni membatalkan MoU dan membubarkan Joint Committee (JC). Berdasarkan surat FIFA yang dikirimkan melalui Sekjennya, Jerome Valcke, kepada PSSI pada 9 Oktober lalu apabila proses dalam MoU gagal dengan alasan apa pun, FIFA mengharuskan PSSI mematuhi statuta FIFA dan jika ada pelanggaran, akan dikenai sanksi.
La Nyalla menilai, PSSI tidak bisa membatalkan MoU secara sepihak, pasalnya perjanjian tersebut ditandatangani oleh kedua pihak. "MoU tidak bisa dibatalkan secara sepihak. MoU ditandatangani oleh kedua belah pihak berseteru dan disupervisi oleh AFC dan FIFA. Sudahlah, saya sudah capek negosiasi, kalau mau selesaikan masalah ini lewat Kongres Luar Biasa (KLB)," ungkapnya.
Baca Juga Berita Terkait: Konflik PSSI
Berita Lain:
- Berikut Kronologi Konflik PSSI vs KPSI
- Presiden FIFA: 3 Sanksi Menanti Indonesia
- Komentar Facebooker soal PSSI Ini Bikin Anda Terpingkal-pingkal
- Gengsi dan Uang Masalah Utama PSSI
- Eksklusif dari Tokyo: Wawancara Khusus dengan Presiden FIFA
- Eksklusif dari Tokyo: FIFA Anggap Task Force Bukan Campur Tangan