Agum Gumelar: Solusi FIFA adalah Harga Mati
Oleh karena itu, Agum berpendapat bahwa solusi yang ditawarkan FIFA merupakan harga mati untuk dilaksanakan.
Editor: Ravianto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Ketua Umum PSSI, Agum Gumelar, menyambut baik keputusan pemerintah untuk menyelesaikan kemelut di tubuh Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI).
Oleh karena itu, Agum berpendapat bahwa solusi yang ditawarkan FIFA merupakan harga mati untuk dilaksanakan.
"Mudah-mudahan ini menjadi tonggak baru bagi perkembangan sepak bola Indonesia menuju level Asia dan dunia," kata Ketua Umum PSSI periode 1999-2003, Selasa (19/2/2013).
Untuk menyelesaikan konflik dalam sepak bola nasional, Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo telah meminta PSSI menggelar kongres pada 17 Maret 2013. Kongres nanti bakal mengagendakan penyatuan dua liga, revisi statuta PSSI, pengembalian empat pejabat Exco yang dipecat, dan pelaksanaan kongres berdasarkan daftar peserta Kongres Solo (Juli 2011) sesuai kesepakatan yang ditandatangani pada 7 Juni 2012. Hal tersebut merupakan amanat FIFA dalam suratnya pada 13 Januari 2013.
Agum bersama Ketua Komite Olimpiade Indonesia Rita Subowo beberapa kali menemui Presiden FIFA Sepp Blatter di markas besar Zurich, Swiss. Dalam beberapa pertemuan itu, Agum berhasil meyakinkan Blatter bahwa potensi sepak bola sangat besar karena banyak potensi pemain hebat dan suporter yang fanatik. Agum menyatakan, Blatter memahami soal itu dan setuju bahwa Indonesia tidak dihukum oleh FIFA. Namun, kata Agum, toleransi Blatter ada batasnya.
"Tidak ada lagi interpretasi terhadap surat FIFA. Tafsirnya tunggal, yaitu harus kongres dengan voters Solo," kata Agum