Dua Minggu Lagi Tanding, Ketua Panpel PSMS PT LI Mundur
Namun, izin keramaian dari pihak kepolisian dan izin penggunaan stadion dari pihak pengelola belum juga diurus.
Editor: Ravianto
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Mundurnya H Saryono dari jabatan Ketua Panitia Pelaksana (Panpel) PSMS Medan versi PT Liga Indonesia (LI) menyisakan permasalahan. Betapa tidak, hitung mundur dua pekan klub berjuluk Ayam Kinantan ini bakal melakoni dua laga kandang yakni menghadapi Persih Tembilahan, Sabtu (9/3) dan Persisko Tanjabar, Kamis (14/3) di Stadion Baharoeddin Siregar, Lubukpakam, Deliserdang.
Namun, izin keramaian dari pihak kepolisian dan izin penggunaan stadion dari pihak pengelola belum juga diurus.
Bila dikerucutkan lagi durasinya, maka hanya tersisa delapan hari menuju pertandingan kontra Persih Tembilahan. Situasi ini sangat berbeda kala Saryono masih menjabat. Saryono sudah merampungkan seluruh perizinan sepuluh hari sebelum laga menghadapi PS Bengkulu dan PS Bangka di pertengahan Februari lalu.
Memang, sampai saat ini belum ada pengganti Saryono yang direkrut oleh pengurus. Begitupun, Wakil Panpel, Sujono dan Sekretaris Panpel, Sumardi secara otomatis bertanggungjawab untuk pengurusan perizinan tersebut. Namun, mereka tentu tak bisa berbuat apa-apa sekiranya dana untuk pengurusan berupa sewa lapangan dan hal-hal yang bersangkut paut dengan persiapan prapertandingan tak dikucurkan.
"Seharusnya lebih cepat memang lebih baik. Sampai hari ini belum kita urus. Hasil pertemuan saya dengan ketua umum kemarin, direncanakan Senin 4 Maret mendatang. Nanti pengurusannya sekaligus dua laga, melawan Persih dan Persisko itu," kata Sumardi saat berbincang dengan Tribun di komplek Mes Kebun Bunga, Kamis (28/2).
Sumardi enggan merinci alasan mengapa pengurusan izin teramat lelet. Ia hanya menegaskan segera mengkoordinasikannya dengan Ketua Umum, Indra Sakti Harahap. "Ya, saya akan koordinasi dulu sama ketum," ucapnya singkat.
Pernyataan itu menyiratkan kekuatiran. Bisa dipahami koordinasi harus dilakukan karena aliran dana klub teramat seret. Sewa lapangan dan perangkat stadion untuk satu pertandingan saja menelan biaya kurang lebih Rp 20 juta. Akumulasi dua laga kandang mutlak membutuhkan Rp 40 juta.
Dana ini belum termasuk biaya pendukung pertandingan yang mencapai angka Rp 38 juta per satu pertandingan home.
Untuk dana sporadis, klub kini hanya bisa menggantungkan harapan pada cicilan subsidi dari operator kompetisi sebesar Rp 50 juta per bulannya. Seperti diketahui untuk bulan Februari dana itu sudah dicairkan. Kini memasuki bulan maret, suntikan fulus itu akan turun kembali namun tak ada kepastian perihal waktunya.
Persoalan perizinan tentu tak boleh disepelekan, sebab bukan tak mungkin karenanya Afan Lubis dan kawan-kawan gagal tanding. Sumardi membenarkan hal tersebut.
"Begitu memang, saya dapat informasi pertandingan perdana Pro Duta lawan Semen Padang tidak bisa dihadiri penonton karena telat mengurusnya," imbuhnya.
Sementara itu Media Officer, Abdi Juniater Panjaitan mengatakan belum ada penyerahan tongkat estafet dari Saryono kepada penggantinya. Bahkan, pengurus belum menggelar rapat pembahasan pengganti ketua panpel yang mundur. Kendati demikian, kata Abdi hal itu tak jadi problem besar.
"Kan secara struktural masih ada wakil atau sekretaris panpel yang menggantikan tugas pak Saryono. Jadi nggak terlalu masalah. Tapi gitupun, harapannya pak Indra Sakti atau pengurus lainnya bisa cepat bergerak," ucapnya.(raf/tribun medan)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.