Edy Syahputra Resmi Jadi Pelatih PSMS IPL
PSMS Medan versi PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) akhirnya resmi mengangkat Edy Syahputra
TRIBUNNEWS.COM - PSMS Medan versi PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) akhirnya resmi mengangkat Edy Syahputra menduduki kursi pelatih kepala. Sejatinya, pendapukan tersebut dilakukan dalam rapat tertutup di Gedung PSMS Medan, Jalan Candi Borobudur, Sabtu (23/3/2013). Termasuk pengenalan Chief Executive Officer (CEO) Wimvi Tri Hadi kepada pemain dan tim pelatih.
Namun pertemuan ini nyaris tidak terendus oleh media. Ketua umum, Benny Harianto Sihotang tak mengelak saat dikonfirmasi perihal kebenaran informasi tersebut.
"Ya, benar kita sudah tunjuk Edy Syahputra sebagai pelatih kepala dan saudara Wimvi sebagai CEO. Mereka sudah mengantongi Surat Keputusan (SK) penunjukan," katanya saat berbincang dengan Tribun Medan (Tribunnews.com Network) di Medan, Minggu (24/3/2013) petang.
“Kami memang rahasiakan, tapi bukan bermaksud yang aneh-aneh. Kami sedang fokus terhadap upaya penyatuan dua PSMS. Saya khawatir kalau ini dipublikasikan, justru memperkeruh suasana. Jadi ini semacam antisipasi atau persiapan bila penyatuan buntu," lanjutnya.
Terlepas dari dagelan wacana penyatuan yang samar itu, Benny menilai secara teknis Edy mampu memberi sentuhan magis bagi Saktiawan Sinaga dan kawan-kawan.
"Dua alasan pokok. Pertama, Edy yang sebelumnya asisten coach Gurning sudah bersama tim sejak awal seleksi. Emosi antara pemain dan dia sudah terbangun. Kedua, Edy sudah mengantongi lisensi kepelatihan A nasional. Dua hal ini sudah lebih dari cukup mendasari keyakinan kami," ucapnya.
Sedangkan Wimvi diyakini bisa menyuntikkan fulus segar. Hal tersebut terkait dengan kemampuan figur muda ini dalam menggaet pihak ketiga menjadi sponsorship. "Selanjutnya, kami akan menunjuk posisi manajer tim setelah ditinggalkan bu Yohana Pardede," tandasnya.
Di tempat berbeda, Edy Syahputra membenarkan dirinya sudah resmi melakoni peran pelatih kepala. Ini merupakan kiprah perdananya sebagai peramu taktik dengan program sendiri. Menurutnya, tugas ini tak mudah namun sekaligus tantangan.
"Ini awal saya bertugas sebagai pelatih kepala. Bagi saya enggak beban, tapi tantangan. Motivasi justru sangat besar karena saya bertanggungjawab moral memberi prestasi bagi tim. Apalagi di tengah situasi dualisme PSMS. Sebenarnya sebagai mantan pemain PSMS, saya sedih dengan dualisme ini. Tapi sebagai pelatih saya juga harus berperilaku profesional," ucap eks Asisten Pelatih PSMS Medan musim 2010/2011 ini. (raf)