Hadiyandra Minta Pemkot Surabaya Tak Campuri Urusan Dualisme
Sekjen PSSI Hadiyandra meminta Pemerintah Kota Surabaya untuk tidak mencampuri permasalahan dualisme Persebaya Surabaya.
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Ravianto
Laporan Wartawan Tribun Jakarta, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sekjen PSSI Hadiyandra meminta Pemerintah Kota Surabaya untuk tidak mencampuri permasalahan dualisme Persebaya Surabaya.
Walikota Surabaya, Tri Rismaharini mengirimkan surat kepada PSSI dan Kemenpora untuk melarang Persebaya Divisi Utama berlaga di Surabaya dan meminta kepada PSSI mengakui Persebaya IPL untuk berkompetisi di Liga Indonesia pada musim 2014.
Surat bernomor 426/2375/436.6.17 itu ditulis setelah dia menerima sekitar 1.500 suporter Persebaya Surabaya 1927 di kantornya, Senin (15/4/2013).
“Pemerintah (Pemkot Surabaya) tidak punya hak. Saya yakin ibu walikota hanya menyampaikan aspirasi bonek. Tapi sepertinya banyak yang salah paham dengan surat itu,” ujar Hadiyandra, Selasa (16/4/2013).
Gejolak di Persebaya 1927 meruncing setelah keputusan unifikasi liga di Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI pada 17 Maret 2013.
Konsep unifikasi liga yang disampaikan oleh CEO PT Liga Indonesia (PT LI) Djoko Driyono serta disetujui oleh peserta kongres yaitu, kompetisi musim depan diikuti 18 klub ISL dan empat klub IPL.
Wakil Ketua Umum PSSI, La Nyalla Mahmud Mattalitti mengungkapkan, bahwa Persebaya yang asli adalah yang bermain di kompetisi Divisi Utama PT Liga Indonesia.
Hadiyandra kemudian menyarankan untuk melakukan merger antara Persebaya 1927 dan Persebaya Divisi Utama. Namun merger yang dilakukan bukan melakukan merger badan perusahaan ataupun membatalkan hasil kongres.
“Solusinya (dualisme Persebaya) adalah di tingkat pemain. Bukan untuk melakukan merger badan perusahaan ataupun membatalkan hasil kongres. Keputusan itu sudah melalui kongres tidak mungkin bisa diubah,” katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.