Skuat PSMS LI Dimotivasi dengan Janji Gaji
Suharto AD membuktikan kepada publik bahwa dirinya memang layak meneruskan tongkat kepelatihan dari Suimin Diharja.
Laporan Wartawan Tribun Medan, Mujahidin
TRIBUNNEWS.COM – Suharto AD membuktikan kepada publik bahwa dirinya memang layak meneruskan tongkat kepelatihan dari Suimin Diharja. Polesan tangan dinginnya mewujud nyata lewat dulangan tiga poin atas Persih Tembilahan di Stadion Indragiri, Tembilahan, Riau, Sabtu (11/5) lalu. Kemenangan terlihat menyakinkan, pertama dengan torehan dua gol tanpa balas. Kedua, dilakukan di kandang lawan.
Pelatih plontos ini menegaskan raihan positif tersebut bukanlah sebuah kebetulan belaka. Melainkan lewat analisis menyeluruh tentang kekuatan tim sendiri dan juga plus minus lawan. Perihal Harimau Raya -julukan Persih, Suharto menilai ada celah besar yang jelas terlihat kasat mata.
Krisis keuangan tim tuan rumah diprediksi sejak awal menggerus semangat dan soliditas Choirul Anam dan kawan-kawan. Kondisi serupa sebenarnya membetot Hardiantono dan kawan-kawan. Hanya saja, janji dan komunikasi intens dari manajemen perihal gaji segera berbayar sedikit banyak bisa menunda spirit tim melorot.
"Kemenangan ini bukan kebetulan, tapi sudah terencana sejak awal. Dari sisi teknis, hasil bagus di empat laga uji coba membuat motivasi dan mentalitas tanding anak-anak terjaga baik. Kerjasama tim terbangun bagus, termasuk pemahaman mereka menerapkan taktik 4-2-3-1," kata pelatih berlisensi B nasional ini saat disambangi di Mes Kebun Bunga kemarin.
Suharto tak meleset. Sekadar catatan, empat duel pramusim dilakoni dengan hasil sempurna. Akumulasi produksi 17 gol dan hanya kebobolan dua gol. Rangkaian hasil positif uji coba ini ternyata menular ke kompetisi resmi.
"Saya akui mayoritas klub-klub divisi utama bermasalah soal keuangan yang hubungannya ke gaji. Komunikasi antara pengurus dan pemain berjalan lancar, artinya ada saling kepercayaan. Tugas saya sebagai pelatih adalah memotivasi pemain, untuk memanfaatkan masalah non teknis lawan. Kelemahan-kelemahan lawan sukses dioptimalkan anak-anak menjadi keuntungan bagi kami," terangnya.
Legenda hidup PSMS Medan ini pun mengaku sedikit lega. Tiga dari 12 poin laga tandang sudah berhasil dicuri. Seperti diketahui, target yang dipancangnya di putaran kedua terbilang sangat sulit.
"Dari awal, saya punya target sapu bersih semua laga. Hanya dengan begitu PSMS bisa masuk 12 besar divisi utama LI di akhir kompetisi. Satu laga berjalan mulus, tapi ada tiga laga tandang yang sudah menunggu. Ini sangat sulit, tapi bukan tidak mungkin. Kami bertekad bersama untuk itu," tuturnya.
Uniknya, Suharto berpendapat bahwa PS Bangka menjadi lawan tersulit yang bisa menjegal capaian target itu. "Jujur saja, saya akan memanfaatkan kelemahan serupa dari lawan-lawan tersisa, kecuali PS Bangka. Tim ini dihuni pemain-pemain yang sudah lama bersama, sejak dari divisi I. Selain itu, mereka tidak punya masalah keuangan. Mereka akan jadi lawan tersulit," ucapnya.
Kelegaan Suharto dan kekuatirannya hanya dibatasi sekat tipis. Pasalnya manajemen tim belum juga mampu mengucurkan gaji sesuai janji terbaru. Manajer Tim, Sarwono memang sudah membuktikan iktikad baik dengan memberi bonus sebesar Rp 3 ratus ribu.
Namun, itu belumlah cukup. Sarwono mau tak mau harus menggenapi janji akan melunasi hak-hak pemain di putaran kedua. Berharap pada Indra Sakti Harahap tentu ibarat bergantung pada akar lapuk alias sia-sia. Pasalnya, sekadar menampakkan diri saja, sang ketua umum sudah tak berdaya.
"Memang ada penundaan, tapi nggak lama kok. Saya akan pegang janji saya. Sebelum laga lawan Persisko, kemungkinan mereka sudah dapat gaji," kata Sarwono yakin. (cr5)