Sebelum Gaji 10 Bulan Dilunasi, 11 Pemain PSMS Menolak Pulang ke Medan
Sudah genap sepekan 11 pemain PSMS Medan versi PT Liga Indonesia (LI) berada di Jakarta demi memperjuangkan hak-hak mereka
TRIBUNNEWS.COM – Sudah genap sepekan 11 pemain PSMS Medan versi PT Liga Indonesia (LI) berada di Jakarta demi memperjuangkan hak-hak mereka. Dalam rentang waktu tersebut, mereka telah menjumpai operator kompetisi PT LI dan federasi PSSI. Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) juga turut mendampingi perjuangan para punggawa Ayam Kinantan ini.
Sayang, sejauh ini hasilnya masih nihil. Belum ada jalan keluar atas dua kasus yang telah dituangkan dalam bentuk laporan "hitam di atas putih". Kasus yang dimaksud adalah tunggakan gaji semusim atau sepuluh bulan. Kedua, skandal match fixing. CEO, Heru Prawono menyuruh pemain sengaja kalah saat lawan Persih Tembilahan dan Persisko Tanjabbar di putaran kedua, supaya gaji dilunasi.
11 pemain ini bersepakat untuk tidak pulang sampai mendapat jaminan bahwa hak-hak mereka terpenuhi. "Sejauh ini kami sudah melakukan semua langkah-langkah prosedur. Ya, mulai menjumpai APPI, PT LI sampai PSSI. Kami sudah serahkan juga laporan kronologis. Tapi tetap saja nggak ada yang berubah. Semua masih gelap," kata Irwin Ramadhana, Kiper PSMS LI saat berbincang dengan Tribun lewat sambungan telepon selular, Minggu (16/6/2013).
Irwin mengatakan keresahan tak sedikitpun surut. PT LI yang berjanji akan mempertemukan pemain dengan Indra Sakti belum terwujud. Indra Sakti disebut tak memenuhi panggilan tersebut. PSSI melalui Sekjen, Hadiyandra menjanjikan kepada pemain akan membawa problem ini ke Kongres Tahunan PSSI. Kongres dijadwalkan hari ini di Hotel Shangrila, Surabaya.
"Intinya, belum ada titik terang. Tapi kami nggak mau berhenti memperjuangkan hak-hak kami. Ini harus terus berlanjut. Pantang pulang sebelum berhasil. Setidaknya, kalaupun PT LI atau PSSI sibuk kongres tahunan, kami baru mau pulang ke Medan kalau diberi jaminan bahwa hak-hak kami pasti dilunasi," tuturnya.
Kekhawatiran pemain seketika mencuat tatkala Sekjen PT LI, Tigor Sholom Boboy menyarankan lebih baik pulang ke Medan saja. "Itu disampaikan pak Tigor setelah Indra Sakti tidak penuhi panggilan mereka. Saat itu kami bingung juga. Mau pulang uang tiket dari mana. Tetap bertahan di sini sampai tuntutan kami direspons, uang makan kami dari mana. Untung saja ada pemain-pemain yang kasih bantuan uang. Sekarang, kami hanya berharap PSSI dan PT LI mau serius mencarikan jalan keluar bagi masalah ini," bebernya.
Kapten Tim, Hardiantono memberi penegasan serupa. Tali busur perjuangan kadung direntangkan, karenanya panah tuntutan harus dilesatkan sampai ke titik tuju. Menurut Tono, sapaan akrabnya, perjuangan yang mereka lakukan sebagai langkah awal mewujudkan reformasi sepakbola nasional.
Tono menuturkan selama sepekan di Jakarta, tantangan memenuhi kebutuhan hidup teramat berat. Mereka terpaksa bergantung dari simpati dari sesama pesepakbola. "Perjuangan yang kami lakukan di sini nggak mudah memang bang. Tapi itu tadi, lebih sakit kalau kami mundur dan pulang ke Medan dengan tangan hampa. Beruntung kali lah, kami dapat uang bantuan. Yang paling kuingat dari bang Bambang Pamungkas, dan yang terbaru dari bang Afan Lubis," ucapnya.
11 pemain berencana untuk mendatangi APPI, PT LI dan PSSI hari ini. Kali ini, pemain berharap ada secercah sinar harapan. Tak hanya itu, pemain juga akan menggelar temu pers dengan media nasional. (Tribun Medan/raf)