Paulinho Pernah Ingin Pensiun Dini
Paulinho pernah hampir putus asa dan berencana meninggalkan olahraga yang dicintainya itu saat mendapat pelecehan rasial.
Editor: Dewi Pratiwi
TRIBUNNEWS.COM - Ketika lahir ke dunia, tidak ada seorang pun yang bisa memilih menjadi orang berkulit hitam atau kulit putih.
Jadi sangat aneh jika ada ada seseorang melecehkan orang lain hanya karena persoalan warna kulit.
Gelandang anyar Manchester City Paulinho pernah hampir putus asa dan berencana meninggalkan olahraga yang dicintainya itu saat mendapat pelecehan rasial.
Kejadian itu dialami saat pemain berusia 25 tahun itu bermain di klub Lithuania Vilnius sebelum bergabung ke klub Polandia LKS Lodz. Dalam sebuah pertandingan penonton besteriak-teriak menirukan suara monyet setiap kali Paulinho memegang bola.
"Sangat menyakitkan. Mereka bukan hanya bersuara dan bertingkah seperti monyet, tapi juga melempar koin ke arah saya. Itu sebuah perlakuan yang tidak bisa ditoleransi lagi. Saya sempat mogok main selama tiga pekan," kata Paulinho.
"Saya tidak ingin berhenti dari bermain bola. Tapi saya juga ingin bertanggung jawab kepada orangtua dan istri yang sudah memberi dukungan penuh kepada saya. Sebelumnya saya tidak pernah berbicara mengani pelecehan rasial ini karena saya tidak ingin bicara mengani hal-hal yang bisa membuat seseorang sakit hati," imbuh pemain timnas Brasil ini.
Paulinho mengungkapkan, ketika dirinya akan memilih pensiun dini sebagai pemain bola, sang istri justru melarangnya. Menurut sang istri, jika dirinya meninggalkan sepak bola, tidak ada hal lain yang bisa dilakukannya.
"Istri saya benar dan saya memilih bertahan. Kini saya bermain di sebuah klub besar di liga paling panas di dunia. Saya juga yakin sikap rasialis tidak ada tempatnya di Liga Inggris," katanya.
Selengkapnya di edisi cetak Berita Kota Super Ball