PSSI, Blusukanlah Cari Pemain Berbakat Baru
Timnas Indonesia U-19 menjadi contoh, bahwa anak-anak Indonesia punya bakat terpendam di bidang sepak bola.
Penulis: Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Timnas Indonesia U-19 menjadi contoh, bahwa anak-anak Indonesia punya bakat terpendam di bidang sepak bola.
Timo Scheunemann, pelatih berkewarganegaraan Jerman mengatakan, tugas PSSI adalah menemukan anak-anak berbakat itu melalui sarana pencarian pemain atau scouting.
“Potensi tidak perlu diperdebatkan. Indonesia penduduknya gila sepak bola. Pasti banyak pemain jago. Masalahnya, talenta dilahirkan dan ditempa. Penduduk banyak, tapi bagaimana mau jadi pesepak bola kalau tidak ditempa,” tutur Timo saat dihubungi, Rabu (16/10/2013) malam.
Menurut pelatih berumur 39 tahun, diperlukan scouting sistematis dan berjenjang untuk mencari pemain.
Timo memuji langkah jitu Pelatih Timnas Indonesia U-19 Indra Sjafri, yang mencari pemain hingga ke Pulau Alor, Nusa Tenggara Timur.
Di Pulau Alor, pelatih kelahiran Sumatera Barat menemukan Yabes Roni Malaifani, salah satu bintang sepak bola masa depan Indonesia.
“Adanya sistem untuk memantau pemain. Scouting paling penting dalam pembentukan tim. Scouting perlu waktu. Indra Sjafri punya titik tempat scouting, ini memermudah dia mencari pemain,” tutur mantan pelatih Persema Malang.
Setelah berhasil membawa Timnas Indonesia U-19 meraih gelar juara Piala AFF dan lolos ke putaran final Piala Asia, Timo Scheunemann meminta PSSI tidak terlena. Sebab, diperlukan pembentukan tim baru, pasca-generasi Evan Dimas dan kawan-kawan.
Karena itu, lanjut Timo, perlu sebuah sistem yang bekerja mencari pemain. Jangan lagi memiliki ketergantungan kepada pelatih Indra Sjafri untuk mencari bakat-bakat terpendam di daerah.
“Scouting itu sistematis dan berjenjang. Setelah era Evan Dimas dan kawan-kawan, tentunya PSSI sudah menyiapkan timnas sejak usia 15 tahun. Jangan tergantung pada Indra Sjafri, jadi harus mengandalkan sistem. Nanti dapat pelatih yang tidak seperti Indra sjafri seperti apa?” paparnya.
PSSI, bebernya, harus punya pedoman untuk mencari pemain. Kemudian, para pemain mengikuti seleksi. Pemain terbaik berhak masuk timnas. Juga, diperlukan pelatih di daerah yang berkualitas.
“Negara berpenduduk tidak terlalu banyak seperti Jerman menerapkan scouting, sehingga negara itu langganan Piala Dunia,” cetusnya. (*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.