PSLS Lhokseumawe dan Bontang FC kata Hinca Panjaitan Terlibat Pengaturan Skor
Hinca Pandjaitan menduga telah terjadi pengaturan skor atau match fixing dalam pertandingan babak play-off
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ketua Komisi Disiplin (Komdis) Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Hinca Pandjaitan menduga telah terjadi pengaturan skor atau match fixing dalam pertandingan babak play-off di kompetisi Indonesian Premier League (IPL).
Sebagai bukti permulaan adanya praktek match fixing, Hinca mengaku, telah menganalisa video rekaman pertandingan dan menerima keterangan dari seluruh perangkat pertandingan yang bertugas di laga Grup K babak play-off IPL.
Pertandingan babak play off IPL Grup K dilangsungkan di Stadion Bumi Kartini, Jepara. Sejumlah lima klub berada di grup itu, yakni Persijap Jepara selaku tuan rumah, PSLS Lhokseumawe, Pro Duta, Bontang FC, dan PSM Makassar.
“Selama seminggu kami sudah bekerja. Seluruh rekaman pertandingan sudah diperiksa. Seluruh perangkat pertandingan yang bertugas di Jepara sudah diminta keterangan,” kata Hinca Pandjaitan ditemui di Kantor PSSI, Jakarta, Sabtu (16/11/2013).
“Perangkat pertandingan tidak terlibat dalam pengaturan skor, tetapi selama mereka memimpin pertandingan tidak pernah menyaksikan laga seperti itu. Selama melakukan pertemuan 12 jam, mereka mengatakan banyak keanehan,”.
Setelah melakukan pemeriksaan terhadap bukti–bukti yang diperoleh, Hinca Pandjaitan menjelaskan, terdapat dua klub yang diduga terindikasi melakukan match fixing. Klub tersebut, yaitu PSLS Lhokseumawe dan Bontang FC.
Untuk mendapatkan informasi tambahan mengenai dugaan match fixing pada babak play-off IPL, Komdis PSSI menjadwalkan untuk memanggil elemen kedua klub itu pada pekan depan.
“Sekarang proses pemanggilan pada dua klub. Pada hari rabu memanggil elemen klub PSLS, kemudian pada kamis memanggil elemen klub Bontang FC. Dari pihak klub dipanggil manajer, pelatih, dan pemain yang berkaitan dengan bench,” ujar Hinca.
“Dari PSLS dipanggil enam orang, yakni manajer, pelatih, dan empat orang pemain. Sementara dari klub Bontang FC dipanggil lima orang, yakni manajer, pelatih, dan tiga orang pemain. Pemain yang dipanggil relatif masuk ke lingkaran itu. Siapa pemain yang melakukan praktek match fixing masih menjadi misteri,”.
Apabila terbukti terlibat melakukan match fixing, Hinca Pandjaitan menegaskan, hukuman terberat bagi pelaku, yaitu tidak dapat beraktivitas di sepak bola nasional selama seumur hidup. “Hukuman terberat, yaitu larangan beraktivitas di sepak bola. Apabila terbukti bersalah, semua orang diberikan kesempatan banding,” tambahnya.
Berikut Jadwal PSLS Lhokseumawe dan Bontang FC di Babak Play-off IPL 2013:
16 Oktober 2013
PSLS vs Bontang FC, Pro Duta vs Persijap Jepara
18 Oktober 2013
Persijap Jepara vs PSLS Lhokseumawe, PSM Makassar vs Pro Duta
20 Oktober 2013
PSLS Lhokseumawe vs PSM Makassar, Bontang FC vs Persijap Jepara
22 Oktober 2013
PSM Makassar vs Bontang FC, Pro Duta vs PSLS Lhokseumawe
24 Oktober 2013
Persijap Jepara vs PSM Makassar, Bontang FC vs Pro Duta