Kalah Bola Tidak Apa-apa, Asal Jangan Kalah Berantem
Ironisnya, manajer Persipase terkesan membela aksi brutal pasukannya.
Editor: Ravianto
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Pemukulan wasit kembali terjadi di sepak bola Indonesia. Kali ini, pertandingan terakhir Grup M Divisi II antara TGM versus Persip Pase Aceh Utara di Stadion Teladan Medan diwarnai aksi pengeroyokan wasit Iwan Ridwan dari Jakarta.
Pemukulan diawali kapten Persipase, Muhamad Rizal. Ironisnya, manajer Persipase terkesan membela aksi brutal pasukannya.
"Kalah bola tidak apa-apa, asal jangan kalah berantem. Wasit bisa dilihat sendiri? Apa dia adil dan pengadil? Harusnya dia membimbing pemain-pemain yang muda ini. Anak-anak marah dan kesal sama wasit, bukan TGM. Kami sudah jenuh dan dikerjain wasit," ujar Alma Fuadi, manajer Persipase Aceh Utara seperti dikutip dari bolanews.com, Jumat (22/11).
Aksi kampungan ini di awali di menit ke-83, ketika salah seorang pemain Persipase tak menerima kartu kuning akibat menghajar pemain TGM dari belakang. Awalnya hanya melakukan protes berlebihan hingga akhirnya melakukan sikap tak terpuji.
Aktor pertama yang melakukan penyerangan adalah Muhamad Rizal (kapten tim) dan kemudian disusul rekan-rekannya. Beberapa pemain yang tertangkap kamera ini pun melakukan pemukulan dan terjangan ke arah wasit.
Mendapatkan pengeroyokan dari pemain, wasit Iwan tak dapat berbuat banyak. Mencoba berlari menghindar, tetap saja pukulan dan tendangan pemain mendarat di badannya.
Sadis melihat aksi brutal para pemain yang masih muda tersebut. Setelah mendapatkan pertolongan medis, wasit Iwan tak patah semangat. Iwan kembali melanjutkan tugasnya.
"Kejadian ini akan kami laporkan, ini akan masuk dalam daftar kerja pandis (panitia disiplin). Saya sudah mencatat beberapa kejadian dan memiliki foto aksi pengeroyokan itu," ujar Ngadiman Asri, Pandis yang bertugas.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.